Minggu, 13 September 2015

PERANAN NASIONALISME DALAM MEWUJUDKAN KE MANDIRIAN MASYARAKAT INDONESIA



1.Melalui Kepemimpinan Generasi Muda Dalam Mewujudkan Kemandirian Bangsa
Secara psikologis pemuda lebih identik dengan remaja dan dewasa awal. Pada tahap perkembangan ini manusia mempunyai sikap yang lebih memberontak, penuh dengan inisiatif, kreatif, cenderung antikemapanan, dan penuh dengan segala intrik yang bertujuan untuk membangun kepribadian. Kedua, lebih kepada jiwa yang dimiliki oleh orang yang bersangkutan. Pemuda tidak lagi dibatasi oleh usia dan perkembangan psikologis. Pemuda juga dapat dikategorikan dalam sekup wilayah yang luas, Bahkan pemuda selalu menarik untuk diperbincangkan, mulai dari kapan munculnya hingga apa tugas dan peran nyatanya. Bila kita mencermati definisi banyak interpretasi yang muncul, mulai dari perspektif demografis usia hingga perspektif sosioligi-politik perannya. Lepas dari itu semua kita harus melihat potensi yang dimiliki. Banyaknya pemuda bukan hanya menjadi peluang tapi juga menjadi tantangan masa depan. Karena kebanyakan pemuda tidak siap dengan prosesnya.
Idealisme Pemuda
Dalam realitasnya, tidak sedikit kaum muda yang kemudian masuk dalam ranah kekuasaan yang pada akhirnya bergelut dengan berbagai kepentingan kekuasaan dan politik. Berbagai generasi akhirnya terjebak kepada pola kerja dan tuntutan kekuasaan sehingga tidak jarang terjadi benturan idealisme dan kepentingan. Idealisme pemuda seharusnya mampu membawa bangsa ini menuju perbaikan dan kemajuan dalam berbagai sektor kehidupan. Lingkaran kekuasaan baik eksekuif, legislatif, dan yudikatif terlalu banyak membawa kepentingan sehingga terus menggerogoti idealisme dan melunturkan karakter kaum muda. Tidak saja di lingkaran kekuasaan, kaum muda yang kemudian memilih jalur-jalur profesional pun tergerus oleh kompetisi global yang semakin menghimpit berbagai sektor-sektor kehidupan. Dan perjuangan kaum muda pun perlu merevitalisasi pola pembangunan karakter untuk menghadapi persaingan tersebut.
Lunturnya idealisme dan karakter pemuda tersebut bisa saja karena tidak dipersiapkannya kompetensi sebagai bekal kaum muda dalam menghadapi persaingan global. Kompetensi yang sedikit kemudian melunturkan karakter kaum muda yang berimbas pada daya juang dan semangat kaum muda secara umum. Idealisme kaum muda dalam perjuangan tidak bisa lepas dari benturan kebutuhan ekonomi, sehingga mengalami dekadensi. Di tengah kompetisi global, kaum muda tidak cukup hanya berbekal idealisme semata. Idealisme perlu dibarengi dengan kemandirian sehingga mampu menciptakan kaum muda yang berdikari secara ekonomi.
Konteks ini, telah menuntut adanya kekuatan ekonomi yang harus dimiliki untuk meneruskan cita-cita sehingga kemandiran bangsa terus dapat dijaga. Soekarno, Presiden pertama RI menyampaikan tiga hal yang perlu dilakukan untuk mencapai bangsa yang mandiri. Ketiga hal tersebut kemudian dikenal dengan trisakti; (1) berdaulat secara politik, (2) berdikari secara ekonomi, (3) berkepribadian secara sosial budaya. Soekarno menekankan ketiga hal tersebut sebagai bagian yang saling terkait untuk mencapai kemandirian bangsa.
Kaum muda sudah seharusnya mencermati makna dari trisakti tersebut sebagai inspirasi untuk mampu membangun kekuatan ekonomi, politik, dan sosial budaya sebagai karakater kaum muda yang tidak tergoyahkan. Berdikari secara ekonomi, bagi  dalam konteks ini merupakan kekuatan untuk mampu mencapai kedaulatan politik, dan kepribadian sosial budaya. Dengan berdikari secara ekonomi, berdaulat secara politik, dan memiliki kepribadian secara sosial budaya, idealisme kaum muda tidak akan mampu ‘dibeli’ dengan berbagai kepentingan.
Bila kita berhasil satu generasi saat ini, maka kemungkinan sepuluh dua puluh tahun kedepan kita akan mampu menerobos stagnasi rezim yang ada. Tapi sebaliknya, bila genarasi kita acuh tak acuh bahkan tak mau peduli dan berproses dengan zamannya, maka saya menjamin tinggal menunggu waktu untuk merapuhkan tiang penopang negara kedepan.
Pemuda lebih mudahnya menurut hemat penulis bila dilihat pada jiwa yang dimiliki oleh seseorang. Jika orang tersebut memiliki jika yang suka memberontak, penuh inisiatif, kreatif, anti kemapanan, serta ada tujuan lebih membangun kepribadian, maka orang tersebut dapat dikatakan sebagai pemuda. Dari pola perilakunya jelas menggambarkan arogansi, walaupun tidak semuanya bisa dikategorikan seperti penggambaran diatas.
Mengasah Kapasitas dan Kualitas
Dua istilah mungkin bisa menjadi keterwakilan atas kondisi pemuda saat ini. Dari keduanya, berarti berani menjamin ketika keduanya terpenuhi maka masa depan bangsa dipastikan akan mengalami perubahan pesat. Kalau dilihat dari peluang menatap masa depan pemudalah yang harusnya berani beresiko untuk berproses menempa kualitas. Dengan komitmen berjuang maka masa depan ada ditangan kita hingga menunggu waktu kapan kita akan membuktikan.
Jalan kita masih panjang, sejarah membuktikan dari sebelum kemerdekaan. Mulai starting point bangkitnya pemuda delapan puluh tiga tahun silam (1928) melalui sumpah pemuda menjadi kunci kita sebagai pemuda harus sadar untuk berbenah. Hingga bergulirnya waktu kemerdekaan berhasil diraih juga atas inisiatif tokoh pemuda terbaik bangsa. Bahkan setelahnya gerakan pemuda yang dimotori mahasiswa memanifestasikan gerakan dan menghasilkan angkatan 66,74,78 dan Reformasi 98.
Peran generasi muda atau pemuda dalam konteks perjuangan dan pembangunan dalam kancah sejarah kebangsaan Indonesia sangatlah dominan dan memegang peranan sentral. Baik dalam perjuangan yang dilakukan secara fisik maupun diplomasi, perjuangan melalui organisasi sosial dan politik serta melalui kegiatan-kegiatan intelektual. Masa revolusi fisik dalam merebut dan mempertahankan kemerdekaan adalah ladang bagi tumbuh suburnya heroisme pemuda atau generasi muda yang melahirkan semangat patriotisme dan nasionalisme.
Pemuda atau generasi muda yang hidup dalam nuansa dan suasana pergolakan kemerdekaan dan perjuangan akan cenderung memiliki kreativitas tinggi dan keunggulan untuk melakukan perubahan atas berbagai kerumitan dan masalah yang dihadapi, akan tetapi bagi para pemuda atau generasi muda yang hidup dalam nuansa nyaman, aman dan tentram seperti kondisi sekarang, cenderung apatis, tidak banyak berbuat dan hanya berusaha mempertahankan situasi yang ada tanpa usaha dan kerja keras melakukan perubahan yang lebih baik dan produktif atau bahkan cenderung tidak kreatif sama sekali.
Generasi muda memiliki posisi yang penting dan strategis karena menjadi poros bagi punah atau tidaknya sebuah Negara. Kaum muda adalah pelurus dan pewaris bangsa dan negara ini, baik buruknya bangsa kedepan tergantung kepada bagaimana generasi mudanya, apakah generasi mudanya memiliki kepribadian yang kokoh, memiliki semangat nasionalisme dan karakter yang kuat untuk membangun bangsa dan negaranya, apakah generasi mudanya memilki dan menguasai pengetahuan dan tekhnologi untuk bersaing dengan bangsa lain dalam tataran global dan tergantung pula kepada apakah generasi mudanya berfikir positif untuk berkreasi yang akan melahirkan karya-karya nyata yang monumental dan membawa pengaruh dan perubahan yang besar bagi kemajuan bangsa dan negaranya.
Secara umum terdapat dua sudut pandang yang membuat posisi pemuda strategis dan istimewa yaitu; secara kualitatif pemuda memiliki idealisme yang murni, dinamis, kreatif, inovatif, dan memiliki energi yang besar bagi perubahan sosial. Idealisme yang dimaksud adalah hal-hal yang secara ideal diperjuangkan oleh pemuda, bukan untuk kepentingan diri dan kelompoknya, tetapi untuk kepentingan dan kemajuan masyarakat, bangsa dan negara. Posisinya pemuda dalam peran pembangunan nasional maupun daerah sangatlah penting dan strategis. Untuk itu posisioning pemuda tidak lagi berada dalam ruang yang sangat elitis, tetapi pemuda harus berada di tengah-tengah masyarakat dan selalu mewarnai berbagai lini kehidupan bangsa karena masa depan bangsa terletak di tangan pemuda yang senantiasa memprakarsai perubahan-perubahan untuk kemaslahatan dan menganalisis problematika bangsa kita.
Saat ini peran elit dan kelas menengah sangat siginifikan dalam menggerakkan dan mengarahkan perubahan sosial. Agar pemuda dapat melakukan mobilitas vertikal dan masuk ke dalam kelas menengah haruslah berbasis kompetensi, bukan patronase politik. Dengan masuknya pemuda dalam midle class dan the rolling class, akselerasi pembangunan dapat dioptimalkan. Percepatan pembangunan harus dimulai dengan perubahan mental dan cara berpikir, walaupun pemerintahan saat ini sudah on the track, tapi jalannya masih lambat.
Dengan kematangan mental dan perbedaan cara berfikir yang segar, siap membantu dan mengakselerasi pembangunan nasional maupun daerah. Selain itu, konteks peran pemuda dalam memanifestasikan perubahan bangsa hendaknya tidak hanya terpaku pada persoalan-persoalan lokal dan nasional, tanpa menyadari konteks internasional. Bahwa pemuda hidup dalam komunitas internasional, yang sedikit banyak akan membawa pengaruh bagi dinamika aneka kehidupan lokal dan nasional.
Menjawab tantangan diatas, sudah saatnya pemuda sebagai kandidat pemimpin nasional maupun daerah di masa datang harus dipersiapkan dengan baik dan matang. Peran pemuda hendaklah direvitalisasi sejak dini, sebab kepemimpinan kedepan butuh integritas, kapasitas, kemampuan, keahlian/kecakapan, pengetahuan/wawasan, pengalaman, solidaritas, kemampuan memecahkan masalah, juga kematangan emosional. Ujung dari semua itu adalah kebijaksanaan dan kebijakan, artinya bagaimana seorang pemimpin muda mampu memutuskan kebijakan secara bijak, cepat dan tepat, berdampak bagi kemajuan pembangunan dan kesejahteraan rakyat.
Kekuatan pemuda untuk menjadi pemimpin nasional dan daerah adalah sebuah keniscayaan. Setidaknya ada dua rahasia besar kekuatan pemuda, yaitu kekuatan personal dan keunggulan mengorganisasi kekuatan. Al-qur’an mengabadikan keunggulan personal pemuda yang mempunyai sifat kuat dan dapat dipercaya, amanah dan berpengetahuan luas, kekuatan ilmu dan fisik, santun dan pengasih. Sifat-sifat unggul tersebut merupakan potensi besar, yang menumpuk pada individu pemuda, dimana masyarakat sangat mengharapkannya.
Semua butuh kerja keras untuk bisa terwujud, termasuk kemandirian bangsa. Kearifan dan kerjasama pemerintah, organisasi pemuda dan lainnya harus disinergikan untuk bisa melaksanakan aksi menuju perubahan kearah pembangunan khususnya dibidang ekonomi dengan ditopang melalui karakter. Stake holder tersebut dapat memfasilitasi pemuda agar dapat ikut serta dalam melaksanakan pembangunan daerah, khususnya dengan memberikan kemampuan terbaik sesuai dengan potensi diri yang disesuaikan dengan potensi daerahnya.

2.Peran Mahasiswa Untuk Mewujudkan Kemandirian Bangsa

Salah satu kunci kesuksesan dan kemandiriaan bangsa ini adalah mahasiswa. Sebagai kaum generasi muda mahasiswa mempunyai peran yang penting dalam perkembangan bangsa ini. Sudah seharusnya mahasiswa meberdayakan daya pikiran dan ilmu yang dimilikinya untuk kemandirian bangsa. Mahasiswa dapat berperan langsung dalam mewujudkan kemandirian bangsa. Dalam hal ini adalah peran mahasiswa sebagai agent of change  yaitu menjadi agen agen yang mampu merubah bangsa Indonesia menjadi bangsa yang mandiri disegala bidang. Bangsa yang mandiri adalah bangsa yang mampu berdiri diatas kaki sendiri, bangsa yang tidak bergantung pada bangsa lain.
Salah satu langkah yang harus diwujudkan dalam kemandirian bangsa adalah memupuk rasa nasionalisme kita. Kita harus nyakin dengan kemampuan bangsa ini ,  ini harus dimulai dari kalangan muda yang ada di negara ini yaitu kalangan mahasiswa. Mahasiswa harus cinta terhadap produk yang dihasilkan oleh negara kita sendiri, dan langkah selanjutnya mahasiswa harus berperan aktif dalam mengedukasi masyakarat luas tentang pentingnya cinta produk dalam negri dimulai dari teman dan keluarga.
Selain itu, mahasiswa itu sendiri harus berusaha untuk memberikan aksi nyata yang dapat mengantarkan bangsa Indonesia menjadi bangsa yang mandiri. Mahasiswa harus fokus pada tujuan hidupnya apakah itu ingin menjadi profesionalisme ataupun menjadi seorang entrepreneur. Dua tujuan ini masing masing membawa dampak yang besar bagi bangsa Indonesia. dengan bekerja secara profesional maka perusahaan tempat bekerjanya akan menjadi maju dan akhirnya perusahaan tersebut akan berkembang menjadi lebih besar dan pada akhirnya akan menyerap banyak pekerja.Peran lain mahasiswa yang juga sangat penting adalah, kemampuan mahasiswa untuk memanfaatkan ilmu yang didapatkan untuk menciptakan invensi dan inovasi baru terhadap segala permasalahan yang ada.
Kunci kemandirian bangsa adalah pada kekuatan perekonomian seuatu bangsa. Dengan menjadi seorang entrepreneur mahasiswa telah berperan dalam membangun perekonomian bangsa karna telah memberikan lapangan pekerjaan kepada rakyat. Mahasiswa adalah orang yang memiliki ide-ide kreatif, maka sebagai seorang entrepreneur mahasiswa tentu dapat menjadikan kesempatan yang ada menjadi peluang usaha yang menjanjikan. Maka dengan begitu semua potensi yang dimiliki oleh indonesia dapat dimanfaatkan semaksimal mungkin guna kemandirian bangsa ini.





Tidak ada komentar:

Posting Komentar