1.Melalui
Kepemimpinan Generasi Muda Dalam Mewujudkan Kemandirian Bangsa
Secara psikologis pemuda lebih identik dengan remaja dan
dewasa awal. Pada tahap perkembangan ini manusia mempunyai sikap yang lebih
memberontak, penuh dengan inisiatif, kreatif, cenderung antikemapanan, dan
penuh dengan segala intrik yang bertujuan untuk membangun kepribadian. Kedua,
lebih kepada jiwa yang dimiliki oleh orang yang bersangkutan. Pemuda tidak lagi
dibatasi oleh usia dan perkembangan psikologis. Pemuda juga dapat dikategorikan
dalam sekup wilayah yang luas, Bahkan pemuda selalu menarik untuk
diperbincangkan, mulai dari kapan munculnya hingga apa tugas dan peran
nyatanya. Bila kita mencermati definisi banyak interpretasi yang muncul, mulai
dari perspektif demografis usia hingga perspektif sosioligi-politik perannya.
Lepas dari itu semua kita harus melihat potensi yang dimiliki. Banyaknya pemuda
bukan hanya menjadi peluang tapi juga menjadi tantangan masa depan. Karena
kebanyakan pemuda tidak siap dengan prosesnya.
Idealisme Pemuda
Dalam realitasnya, tidak sedikit kaum muda yang kemudian
masuk dalam ranah kekuasaan yang pada akhirnya bergelut dengan berbagai
kepentingan kekuasaan dan politik. Berbagai generasi akhirnya terjebak kepada
pola kerja dan tuntutan kekuasaan sehingga tidak jarang terjadi benturan
idealisme dan kepentingan. Idealisme pemuda seharusnya mampu membawa bangsa ini
menuju perbaikan dan kemajuan dalam berbagai sektor kehidupan. Lingkaran
kekuasaan baik eksekuif, legislatif, dan yudikatif terlalu banyak membawa
kepentingan sehingga terus menggerogoti idealisme dan melunturkan karakter kaum
muda. Tidak saja di lingkaran kekuasaan, kaum muda yang kemudian memilih
jalur-jalur profesional pun tergerus oleh kompetisi global yang semakin
menghimpit berbagai sektor-sektor kehidupan. Dan perjuangan kaum muda pun perlu
merevitalisasi pola pembangunan karakter untuk menghadapi persaingan tersebut.
Lunturnya idealisme dan karakter pemuda tersebut bisa saja
karena tidak dipersiapkannya kompetensi sebagai bekal kaum muda dalam
menghadapi persaingan global. Kompetensi yang sedikit kemudian melunturkan
karakter kaum muda yang berimbas pada daya juang dan semangat kaum muda secara
umum. Idealisme kaum muda dalam perjuangan tidak bisa lepas dari benturan
kebutuhan ekonomi, sehingga mengalami dekadensi. Di tengah kompetisi global,
kaum muda tidak cukup hanya berbekal idealisme semata. Idealisme perlu
dibarengi dengan kemandirian sehingga mampu menciptakan kaum muda yang
berdikari secara ekonomi.
Konteks ini, telah menuntut adanya kekuatan ekonomi yang
harus dimiliki untuk meneruskan cita-cita sehingga kemandiran bangsa terus
dapat dijaga. Soekarno, Presiden pertama RI menyampaikan tiga hal yang perlu dilakukan
untuk mencapai bangsa yang mandiri. Ketiga hal tersebut kemudian dikenal dengan
trisakti; (1) berdaulat secara politik, (2) berdikari secara ekonomi, (3)
berkepribadian secara sosial budaya. Soekarno menekankan ketiga hal tersebut
sebagai bagian yang saling terkait untuk mencapai kemandirian bangsa.
Kaum muda sudah seharusnya mencermati makna dari trisakti
tersebut sebagai inspirasi untuk mampu membangun kekuatan ekonomi, politik, dan
sosial budaya sebagai karakater kaum muda yang tidak tergoyahkan. Berdikari
secara ekonomi, bagi dalam konteks ini
merupakan kekuatan untuk mampu mencapai kedaulatan politik, dan kepribadian
sosial budaya. Dengan berdikari secara ekonomi, berdaulat secara politik, dan
memiliki kepribadian secara sosial budaya, idealisme kaum muda tidak akan mampu
‘dibeli’ dengan berbagai kepentingan.
Bila
kita berhasil satu generasi saat ini, maka kemungkinan sepuluh dua puluh tahun
kedepan kita akan mampu menerobos stagnasi rezim yang ada. Tapi sebaliknya,
bila genarasi kita acuh tak acuh bahkan tak mau peduli dan berproses dengan
zamannya, maka saya menjamin tinggal menunggu waktu untuk merapuhkan tiang
penopang negara kedepan.
Pemuda
lebih mudahnya menurut hemat penulis bila dilihat pada jiwa yang dimiliki oleh
seseorang. Jika orang tersebut memiliki jika yang suka memberontak, penuh
inisiatif, kreatif, anti kemapanan, serta ada tujuan lebih membangun
kepribadian, maka orang tersebut dapat dikatakan sebagai pemuda. Dari pola
perilakunya jelas menggambarkan arogansi, walaupun tidak semuanya bisa
dikategorikan seperti penggambaran diatas.
Mengasah Kapasitas dan Kualitas
Dua istilah mungkin bisa menjadi keterwakilan atas kondisi
pemuda saat ini. Dari keduanya, berarti berani menjamin ketika keduanya
terpenuhi maka masa depan bangsa dipastikan akan mengalami perubahan pesat.
Kalau dilihat dari peluang menatap masa depan pemudalah yang harusnya berani
beresiko untuk berproses menempa kualitas. Dengan komitmen berjuang maka masa
depan ada ditangan kita hingga menunggu waktu kapan kita akan membuktikan.
Jalan
kita masih panjang, sejarah membuktikan dari sebelum kemerdekaan. Mulai
starting point bangkitnya pemuda delapan puluh tiga tahun silam (1928) melalui
sumpah pemuda menjadi kunci kita sebagai pemuda harus sadar untuk berbenah.
Hingga bergulirnya waktu kemerdekaan berhasil diraih juga atas inisiatif tokoh
pemuda terbaik bangsa. Bahkan setelahnya gerakan pemuda yang dimotori mahasiswa
memanifestasikan gerakan dan menghasilkan angkatan 66,74,78 dan Reformasi 98.
Peran generasi muda atau pemuda dalam konteks perjuangan dan
pembangunan dalam kancah sejarah kebangsaan Indonesia sangatlah dominan dan
memegang peranan sentral. Baik dalam perjuangan yang dilakukan secara fisik
maupun diplomasi, perjuangan melalui organisasi sosial dan politik serta
melalui kegiatan-kegiatan intelektual. Masa revolusi fisik dalam merebut dan
mempertahankan kemerdekaan adalah ladang bagi tumbuh suburnya heroisme pemuda
atau generasi muda yang melahirkan semangat patriotisme dan nasionalisme.
Pemuda atau generasi muda yang hidup dalam nuansa dan
suasana pergolakan kemerdekaan dan perjuangan akan cenderung memiliki
kreativitas tinggi dan keunggulan untuk melakukan perubahan atas berbagai
kerumitan dan masalah yang dihadapi, akan tetapi bagi para pemuda atau generasi
muda yang hidup dalam nuansa nyaman, aman dan tentram seperti kondisi sekarang,
cenderung apatis, tidak banyak berbuat dan hanya berusaha mempertahankan
situasi yang ada tanpa usaha dan kerja keras melakukan perubahan yang lebih
baik dan produktif atau bahkan cenderung tidak kreatif sama sekali.
Generasi muda memiliki posisi yang penting dan strategis
karena menjadi poros bagi punah atau tidaknya sebuah Negara. Kaum muda adalah
pelurus dan pewaris bangsa dan negara ini, baik buruknya bangsa kedepan
tergantung kepada bagaimana generasi mudanya, apakah generasi mudanya memiliki
kepribadian yang kokoh, memiliki semangat nasionalisme dan karakter yang kuat
untuk membangun bangsa dan negaranya, apakah generasi mudanya memilki dan
menguasai pengetahuan dan tekhnologi untuk bersaing dengan bangsa lain dalam
tataran global dan tergantung pula kepada apakah generasi mudanya berfikir
positif untuk berkreasi yang akan melahirkan karya-karya nyata yang monumental
dan membawa pengaruh dan perubahan yang besar bagi kemajuan bangsa dan
negaranya.
Secara umum terdapat dua sudut pandang yang membuat posisi
pemuda strategis dan istimewa yaitu; secara kualitatif pemuda memiliki
idealisme yang murni, dinamis, kreatif, inovatif, dan memiliki energi yang
besar bagi perubahan sosial. Idealisme yang dimaksud adalah hal-hal yang secara
ideal diperjuangkan oleh pemuda, bukan untuk kepentingan diri dan kelompoknya,
tetapi untuk kepentingan dan kemajuan masyarakat, bangsa dan negara. Posisinya
pemuda dalam peran pembangunan nasional maupun daerah sangatlah penting dan
strategis. Untuk itu posisioning pemuda tidak lagi berada dalam ruang yang
sangat elitis, tetapi pemuda harus berada di tengah-tengah masyarakat dan
selalu mewarnai berbagai lini kehidupan bangsa karena masa depan bangsa terletak
di tangan pemuda yang senantiasa memprakarsai perubahan-perubahan untuk
kemaslahatan dan menganalisis problematika bangsa kita.
Saat ini peran elit dan kelas menengah sangat siginifikan
dalam menggerakkan dan mengarahkan perubahan sosial. Agar pemuda dapat
melakukan mobilitas vertikal dan masuk ke dalam kelas menengah haruslah
berbasis kompetensi, bukan patronase politik. Dengan masuknya pemuda dalam
midle class dan the rolling class, akselerasi pembangunan dapat dioptimalkan.
Percepatan pembangunan harus dimulai dengan perubahan mental dan cara berpikir,
walaupun pemerintahan saat ini sudah on the track, tapi jalannya masih lambat.
Dengan kematangan mental dan perbedaan cara berfikir yang
segar, siap membantu dan mengakselerasi pembangunan nasional maupun daerah.
Selain itu, konteks peran pemuda dalam memanifestasikan perubahan bangsa
hendaknya tidak hanya terpaku pada persoalan-persoalan lokal dan nasional,
tanpa menyadari konteks internasional. Bahwa pemuda hidup dalam komunitas
internasional, yang sedikit banyak akan membawa pengaruh bagi dinamika aneka
kehidupan lokal dan nasional.
Menjawab tantangan diatas, sudah saatnya pemuda sebagai
kandidat pemimpin nasional maupun daerah di masa datang harus dipersiapkan
dengan baik dan matang. Peran pemuda hendaklah direvitalisasi sejak dini, sebab
kepemimpinan kedepan butuh integritas, kapasitas, kemampuan,
keahlian/kecakapan, pengetahuan/wawasan, pengalaman, solidaritas, kemampuan
memecahkan masalah, juga kematangan emosional. Ujung dari semua itu adalah kebijaksanaan
dan kebijakan, artinya bagaimana seorang pemimpin muda mampu memutuskan
kebijakan secara bijak, cepat dan tepat, berdampak bagi kemajuan pembangunan
dan kesejahteraan rakyat.
Kekuatan pemuda untuk menjadi pemimpin nasional dan daerah
adalah sebuah keniscayaan. Setidaknya ada dua rahasia besar kekuatan pemuda,
yaitu kekuatan personal dan keunggulan mengorganisasi kekuatan. Al-qur’an
mengabadikan keunggulan personal pemuda yang mempunyai sifat kuat dan dapat
dipercaya, amanah dan berpengetahuan luas, kekuatan ilmu dan fisik, santun dan
pengasih. Sifat-sifat unggul tersebut merupakan potensi besar, yang menumpuk
pada individu pemuda, dimana masyarakat sangat mengharapkannya.
Semua butuh kerja keras untuk bisa terwujud, termasuk
kemandirian bangsa. Kearifan dan kerjasama pemerintah, organisasi pemuda dan
lainnya harus disinergikan untuk bisa melaksanakan aksi menuju perubahan kearah
pembangunan khususnya dibidang ekonomi dengan ditopang melalui karakter. Stake
holder tersebut dapat memfasilitasi pemuda agar dapat ikut serta dalam
melaksanakan pembangunan daerah, khususnya dengan memberikan kemampuan terbaik
sesuai dengan potensi diri yang disesuaikan dengan potensi daerahnya.
2.Peran Mahasiswa Untuk Mewujudkan Kemandirian Bangsa
Salah satu kunci kesuksesan dan kemandiriaan bangsa ini
adalah mahasiswa. Sebagai kaum generasi muda mahasiswa mempunyai peran
yang penting dalam perkembangan bangsa ini. Sudah seharusnya mahasiswa
meberdayakan daya pikiran dan ilmu yang dimilikinya untuk kemandirian
bangsa. Mahasiswa dapat berperan langsung dalam mewujudkan
kemandirian bangsa. Dalam hal ini adalah peran mahasiswa sebagai agent of
change yaitu menjadi agen agen yang mampu merubah bangsa Indonesia
menjadi bangsa yang mandiri disegala bidang. Bangsa yang mandiri adalah bangsa
yang mampu berdiri diatas kaki sendiri, bangsa yang tidak bergantung pada
bangsa lain.
Salah satu langkah yang harus diwujudkan
dalam kemandirian bangsa adalah memupuk rasa nasionalisme kita. Kita harus
nyakin dengan kemampuan bangsa ini , ini harus dimulai dari kalangan muda
yang ada di negara ini yaitu kalangan mahasiswa. Mahasiswa harus cinta terhadap
produk yang dihasilkan oleh negara kita sendiri, dan langkah selanjutnya
mahasiswa harus berperan aktif dalam mengedukasi masyakarat luas tentang
pentingnya cinta produk dalam negri dimulai dari teman dan keluarga.
Selain itu, mahasiswa itu sendiri
harus berusaha untuk memberikan aksi nyata yang dapat mengantarkan bangsa
Indonesia menjadi bangsa yang mandiri. Mahasiswa harus fokus pada tujuan
hidupnya apakah itu ingin menjadi profesionalisme ataupun menjadi seorang
entrepreneur. Dua tujuan ini masing masing membawa dampak yang besar bagi
bangsa Indonesia. dengan bekerja secara profesional maka perusahaan tempat
bekerjanya akan menjadi maju dan akhirnya perusahaan tersebut akan berkembang
menjadi lebih besar dan pada akhirnya akan menyerap banyak pekerja.Peran lain
mahasiswa yang juga sangat penting adalah, kemampuan mahasiswa untuk
memanfaatkan ilmu yang didapatkan untuk menciptakan invensi dan inovasi baru
terhadap segala permasalahan yang ada.
Kunci kemandirian bangsa adalah pada
kekuatan perekonomian seuatu bangsa. Dengan menjadi seorang entrepreneur
mahasiswa telah berperan dalam membangun perekonomian bangsa karna telah
memberikan lapangan pekerjaan kepada rakyat. Mahasiswa adalah orang yang
memiliki ide-ide kreatif, maka sebagai seorang entrepreneur mahasiswa tentu
dapat menjadikan kesempatan yang ada menjadi peluang usaha yang menjanjikan.
Maka dengan begitu semua potensi yang dimiliki oleh indonesia dapat
dimanfaatkan semaksimal mungkin guna kemandirian bangsa ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar