d. Alat dan Bahan yang dibutuhkan.
·
ALAT:
1. Tang
Kombinasi 6. Obeng +/- besar
2. Tang
Kupas 7. Obeng +/- kecil
3. Tang
Cucut 8. Multimeter
4. Testpen 9. Megger
5. Uncek
/ Jara
·
BAHAN:
1. MCB
1 Fase 1 buah 9. Kotak Kontak 3
buah
2. Pipa
PVC 14 buah 10.Sakelar Seri 1
buah
3. Box
PHB 1 buah 11.Sakelar Tunggal 1
buah
4. Klem
Pipa 25 buah 12.Kabel NYA secukupnya
5. Klem
Kabel 1 pack 13.Kabel NYAF secukupnya
6. Elbow 5 buah 14.Lasdop Kuning 12
buah
7. Lampu
Pijar 3 buah 15.Sekrup pada klem 50
buah di elbihkan
8. Fitting
Lampu 3 buah 16.Sekrup
besar 26 buah di lebihkan
e. Alat dan bahan yang dibutuhkan.
·
ALAT:
1. Tang
Kombinasi 6. Obeng +/- besar
2. Tang
Kupas 7. Obeng +/- kecil
3. Tang
Cucut 8. Gunting
4. Testpen 9. Piasu Cutter
5. Uncek
/ Jara
·
BAHAN:
1. MCB
1 Fase 1 buah 9. Kabel NYAF secukupnya
2. Lampu
Pijar 3 buah 10.Sekrup besar 30 buah
3. Klem
Kabel 1 pack 11.Lakban atau selotip hitam besar
4. Kotak
Kontak
2 buah
5. Sakelar
Seri 1 buah
6. Sakelar
Tunggal1 buah
7. Fitting
Lampu 3 buah
8.
Kabel NYAsecukupnya
f. Daftar
harga istimasi biaya pemasangan instalasi:
Nama
Bahan
|
Jumlah
Satuan
|
Harga
Satuan
|
Jumlah
Harga
|
Keterangan
|
-Lampu
Pijar
-Kotak
Kontak
-Sakelar
Seri
-Sakelar
Tunggal
-Fitting
Duduk
-Fitting
gantung
-MCB
1 fase
2
A
-Kabel
NYAF
-Biaya
tenaga
|
2
buah
1
buah
2
buah
1
buah
1
buah
2
buah
1
buah
1
buah
100
m
2
orang
|
Rp
20.000
Rp
6.000
Rp
6.500
Rp
8000
Rp
4.000
Rp
12.500
Rp
5.000
Rp
12.000
Rp
2.500
Rp
50.000
|
Rp
40.000
Rp
6.000
Rp
13.000
Rp
8.000
Rp
4.000
Rp
25.000
Rp
5.000
Rp
12.000
Rp
250.000
Rp
100.000
|
15
Watt
5
Watt
100
Watt
Biasa
Biasa
Biasa
Biasa
Biasa
Orang
Setempat
|
Total
Biaya
|
|
Rp
126.500
|
Rp
463.000
|
|
g. REKAPITULASI
DAYA:
Lampu Pijar
|
Kotak Kontak
|
Beban
|
|||||
Banyak
|
(Watt)
|
Jumlah(VA)
|
Banyak
|
(Watt)
|
(VA)
|
Daya (VA)
|
Arus (A)
|
2 buah
1
buah
|
15 Watt
5 Watt
|
30 VA
5 VA
|
2 buah
|
100 Watt
|
200 VA
|
235 VA
|
I=
daya/220 V
= 235 / 220
= 1,068 A
|
Total
|
35 VA
|
Total
|
200 VA
|
|
Menggunakan
pengaman sekering lebur 2 A
|
3.) Perbedaan
antara instalasi tenaga listrik 1 fase dan 3 fase antara lain:
1.
Penggunaan atau penerapannya dalam instalasi
tenaga. Instalasi tenaga 1 fase umumnya di pakai untuk mensuplai listrik pada
instalasi rumah – rumah sederhana karena tegangan maksimum sebesar 220 V, dan
daya maksimum 360 VA. Sementara instalasi tenaga 3 fase umumnya di pakai untuk
suplai listrik pada bengkel – bengkel teknik industry, perusahaan, pabrik
besar, sekolah – sekolah dan tempat tempat lainnya yang membutuhkan suplai daya
maksimum diatas 360 VA dan tegangan yang ada sebesar 380 V.
2.
Pada pembangkit listriknya atau pada
generator pembangkit listrik. Instalasi listrik 1 fase hanya memiliki 1 jenis
fase dan pada generatornya hanya terdiri dari satu macam belitan, yang dimana
memiliki satu ujung awal kumparan dan satu ujung akhir kumparan. Sedangkan instalasi
listrik 3 fase memiliki 3 jenis fasa yang berbeda yaitu R, S, T , dan pada generatornya terdapat tiga
macam belitan yang dimana antar belitan tidak ada ikatan kumparan sambung. Pada
generator 3 fase ada tiga ujung awal dan tiga ujung akhir yang antar
masing-masing belitan saling tidak berikatan satu sama lain sebab beda fase.
Pada instalasi tenaga listrik 3 fase terdapat beda fasa sebesar 120 derajat
listrik.
3.
Pada generator 3 fase ada dua macam
hubungan belitan. Yaitu hubungan bintang dan segitiga.
4.) Keselamatan
dan Kesehatan Kerja (K3) yang harus diperhatikan:
Pengujian
dan pemeriksaan terlebih dahulu instalasi listrik yang baru di pasang dengan
ketentuan :
a) Resistansi
isolasi
b) Pengujian
system proteksi
c) Pemeriksaan
dan pengujian instalasi listrik
Pemasangan dan
vertifikasi awal instalasi listrik yang di pasang harus dapat menghasilkan
kerja
yang baik menggunakan bahan yang tepat. Perlengkapan yang di pasang harus
bermutu laik pasang atau memenuhi persyaratan standart, dipasang rapi dengan
cara yang baik dan tepat serta dipasang kokoh pada tempatnya sehingga letaknya
tidak berubah oleh gangguan mekanis. Pengawatan harus dilakukan sehingga bebas
dari hubung pendek dan hubung bumi. Sambungan listrik antar penghantar dan
antara penghantar dan perlengkapan listrik yang lain harus dibuat sedemikian,
sehingga terjamin kontak yang aman dan andal. (Dalam PUIL 2000 SNI
O4-O225-2000)
5.) Fungsi
dan cara kerja Megger.
Fungsi
Megger adalah untuk mengukur besar tahanan pengantar isolasi pada kabel-kabel
penghantar dalam instalasi listrik dan dinyatakan dalam satuan MΩ (Mega Ohm).
Cara
kerjanya yaitu dengan cara menghubungkan kedua probe megger pada dua kabel
berbeda yang akan diukur besar tahanan instalasinya. Dengan terlebih dahulu
mengkalibrasi megger setiap berganti objek yang diukur. Bila kalibrasi terhadap
megger telah dilakukan maka hubungkan kedua probe pada kabel yang akan diukur
tahanan isolasinya. Bila jepitan probe dirasa sudah pas, maka lepaskan tangan
dari genggaman probe dan putar tuas pemutar pada megger hingga angka yang
ditunjukan berhenti bergerak(sudah berhenti). Baca hasil pengukuran yang
dinyatakan dalam satuan MΩ.
(Ketrampilan Kejuruan Teknik Listrik
hal129)
6.) Bagian-bagian
panel beserta fungsinya.
MCB, yg singkatan
dari ( Miniature Circuit Board) merupakan komponen panel listrik yang berfungsi
sebagai switch pembatas arus akibat dari kenaikan daya /tegangan yg melebihi
batas dan atau hubung singkat. Komponen panel listrik ini biasanya terbatas
pada arus nominal kecil sampai dgn kurang dari 100 Ampere.Bentuknya ada yg satu
pole (satu input dan satu output), ada yg dua pole, tiga pole hingga empat
pole.
Grounding, Grounding pada instalasi dan
komponen panel listrik ini berfungsi sebagai pengaman listrik.Pengaman listrik
akibat dari kabel -kabel yg terkelupas dan mengenai body part peralatan
elektonik atau peralatan listrik yg selanjutnya mengenai orang. Dgn adanya
komponen panel listrik ini maka aliran arus listrik yg liar atau yg tak
berfungsi akan dibumikanCT, CT merupakan suatu komponen panel listrik
dari bahan baja / metal dalam bentuk lingkaran (ring) atau gelang persegi dan
tengahnya berlubang. Fungsi dari komponen panel listrik ini yaitu sebagai
penurun arus dan atau tegangan pada box panel .
Surge
Arrest, peralatan atau komponen panel listrik ini sebagai pengaman listrik dari
kejutan listrik yg berlebihan. Contohnya apabila ada kejadian tiba-tiba aliran
listrik menjadi lebih tinggi akibat dari penambahan energi potensial
Kontaktor adalah
saklar yang digerakkan dengan gaya kemagnetan/elektromagnet. Pada Kontaktor ada
yang disebut coil yang berisi lilitan tembaga sebagai penghasil medan magnit.
Cara kerja kontaktor yaituapabila coil dihubungkan dengan sumber tegangan maka
akan terjadilah induksi magnet yang akan menarik setiap kontak (platina) yang
terdapat pada kontaktor itu sendiri baik itu NO (Normaliy Open) maupun NC
(Normaly Closed). Artinya kontak NO yang pada posisi coil tidak diberi tegangan
tidak terhubung/tertutup akan tertarik menjadi terhubung (jadi NC) begitu pula
kontak NC adalah kebalikannya (jadi NO terbuka/terputus
Push Button adalah
saklar tekan yang berfungsi untuk menghubungkan atau memisahkan bagian – bagian
dari suatu instalasi listrik satu sama lain (suatu sistem saklar tekan push
button terdiri dari saklar tekan start. Stop reset dan saklar tekan untuk
emergency. Push button memiliki kontak NC (normally close) dan NO (normally
open).
Pemutus tenaga
berfungsi untuk memutuskan rangkaian apabila ada arus yang mengalir dalam
rangkaian atau beban listrik melebihi dari kemampuan.Misalnya adanya konsleting
dan lainnya. Pemutus tenaga ada yang
untuk satu phase dan ada yang untuk 3 phase. Untuk 3 phase terdiri dari
tiga buah pemutus tenaga 1 phase yang disusun menjadi satu kesatuan.
Voltmeter untuk
mengetahui besarnya tagangan kerja.Ampermeter berfungsi untuk mengetahui
besarnya arus yang mengalir kebeban.Lampu tanda/indikator berfungsi untuk memberi tanda bagi operator
bahwa panel dalam keadaan kerja/bertegangan atau tidak. Warna merah sebagai
tanda panel dalam keadaan kerja, maka harus hati-hati.Sedangkan warna hijau
bahwa panel dalam keadaan ON arus mengalir kerangkaian beban listrik. Lampu
indikator ini juga berfungsi sebagai tanda tegangan kerja 3 phase, dengan warna
lampu merah, kuning, hijau.
7.) Perbedaan
instalasi listrik yang menggunakan panel dengan yang tidak menggunakan
panel. Menggunakan panel : Instalasi listrik
sebaiknya menggunakan panel pembagian yang di maksudkan untuk pembagian
tiap-tiap ruangan yang akan di instalasi listrik ,misalnya instalasi listrik
pada tempat tinggal,setiap ruangan pada tempat tinggal sebaiknya mempunyai line
sendiri/masing-masing,misalkan ruang tamu,dapur,taman dan lain sebagainya
tujuannya adalah jika ada salah satu ruangan terjadi konsleting listrik maka
ruangan yang lain masih bisa di fungsikan.dan tujuan lainya penggunakaan panel
listrik ialah untuk segi keamanan jika ada konsleting listrik pada
ruangan-ruangan tersebut cukup mematikan listrik dari panel tersebut
Tidak menggunakan
panel: instalasi listrik jika tidak menggunakan panel maka akan sulit untuk
membagi tiap-tiap ruang yang akan di pasang, instalasi listrik dan jika ada
konsleting maka semuanya akan terjadi kosleing lisrik karna tidak menggunakan
listrik.
Sumber : http://yahooanswer.com
8.) Perlengkapan
Hubung Bagi (PHB) kendali serta komponennya
PHB
harus ditata dan dipasang sedemikian rupa agar:
a)
Terlihat rapi dan teratur.
b)
Pemeliharaan dan pelayanan mudah dan
aman.
c)
Penempatannya di tempat yang cukup
leluasa.
Beberapa
komponen PHB kendali yang perlu pelayanan saat kerja:
a) Instrumen
ukur.
b) Tombol
dan sakelar
Pada PHB penyambungan saluran masuk dan
saluran keluar harus menggunakan terminal agar penyambungan dengan komponen
dapat dilakukan dengan mudah, teratur dan aman.Dan tidak berlaku bila komponen
letaknya dekat dengan saluran masuk dan saluran keluar.Terminal kabel kendali
ditempatkan terpisah dari terminal saluran daya.PHB tegangan rendah dan
disuplai dari sumber yang berlainan, ditata terpisah dengan jarak
sekurang-kurangnya 5 cm.
PHB Kendali di bedakan
dalam dua macam yaitu
a)
PHB Kendali tertutup. Rangka, rumah dan bagian
konstruksi PHB tertutup harus terbuat dari bahan yang tidak mudah terbakar,
tahan lembaba dan kokoh. Ketentuan PHB kendali untuk system tegangan
bolak-balikvdiatas 1000 V AC atau tegangan searah diatas 1500 V DCantara lain:
1. Didepan
sakelar harus dipasang terpisah atau gawai lain yang sekurang-kurangnya
sederajat agar sakelar bebas tegangan.
2. Pelayanan
dari luar, keadaan kedudukan pemisah harus dapat dilihat dengan mudah dari
tempat pelayanan.
3. Pemisah
harus dipasng, dibuat atau dilindungi sedemikian rupa sehingga pada keadaan
terbuka semua bagian bertegangan cukup aman terhadap sentuhan langsung.
4. Pengukuran,
pemeriksaan, pembumian, dan penghubungan singkat dari bagian yang akan
dikerjakan harus dapat dilakukan dengan mudah dan aman.
5. Semua
bagian logam yang dalam keadaan normal tidak bertegangan harus di bumikan
secara baik.
b)
PHB kendali tertutup untuk system
tegangan bolak-balik diatas 1000 V AC atau tegangan searah diatas 1500 V DC
yang tidak dipasng dalam ruang kerja terkunci, selain harus memenuhi ketentuan
dalam BAB 8 harus pula memenuhi ketentuan-ketentuan berikut:
1. Pemisah
tidak boleh dilepas sebelum sakelar yang bersangkutan dibuka.
2. Pintu
PHB tidak boleh dapat dibuka sebelum pemisah yang bersangkutan terbuka.
3. Pemisah
tidak boleh ditutup selama pintu PHB yang bersangkutan masih terbuka..
(Dalam PUIL 2000 SNI
04-0225-2000)
9.) Syarat-syarat
memasang panel (PHB). Antara lain yaitu:
a.
PHB dipasang sedemikian rupa sehingga
terlihat rapi dan teratur. Ini dilakukan agar komponen-komponen di dalam PHB termasuk
penghantar didalamnya mudah dalam pengecekan dan perawatannya. Serta antar
komponen tidak saling bergerombol dan bersesakan yang dapat di khawatirkan
dapat menimbulkan bahaya berupa kerusakan di dalam PHB.
b.
PHB harus dipasang dan ditempat kan
dalam ruang yang cukup leluasa. Ini dilakukan agar petugas atau pekerja dapat
dengan mudah mengontrol dan memeriksa kondisi PHB. Bila kondisi ruang yang
sempit maka petugas akan sulit ataupun tidak bisa dengan maksimal dalam
menjangkau atau memeriksa PHB.
c.
Pemasangan komponen PHB dan box PHB itu
sendiri harus dapat dijangkau tangan. Sebab agar petugas mudah dalam bekerja
tersebut.
Kriteria
dalam memilih PHB sebelum dilakukan pemasangan dikelompokan dalam empat
kategori:
1. Arus.
Besar arus pada busbar, ingoing feeder, outgoing feeder,dan kapasitas short
circuit pada busbar.
2. Sifat
proteksi dan instalasi. Tingkat proteksi sesuan dengan DIN 40 050, cara
menginstalisasi (wall mouted atau free standing), ukuran
proteksi, jumlah pintu dan bahan panel.
3. Komponen
yang terpasang. Non-withdrawable, removeable (sub-assembly), dan withdrawable.
4. Aplikasi.
Panel utama, panel cabang, dan panel beban.
(Dalam Ketrampilan Kejuruan Teknik
Listrik hal 169)
10.)
Syarat-syarat memasang Sakelar dan
kotak-kontak.
·
Syarat-syarat memasang sakelar:
a.
Sakelar harus dipasang sehingga bagian
yang dapat bergerak, tidak bertegangan pada waktu sakelar dalam keadaan terbuka
atau tidak menghubungi.
b.
Kedudukan kontak semua tuas sakelar dan
tombol sakelar dalam instalasi harus seragam.
c.
Dalam memasang sakelar, jarak minimum
adalah 1,5 m. Ini dilakukan agar saat terjadi banjir sakelar tidak basah dan
kawat penghantar yang bertegangan dan terhubung dengan nya tidak terkena air
banjir. Berkenaan dengan K3 instalasi listrik.
d.
Sakelar yang dipasang di dalam kamar
hendaknya ditempatkan pada arah yang berlawanan dengan arah terbukanya
pintu.
·
Syarat-syarat memasang kotak-kontak:
a.
Kotak-kontak fase tunggal, baik yang
berkatup dua maupun tiga harus dipasang sehingga kutup netralnya ada disebelah
kanan atau sebelah bawah kutup tegangan.
b.
Kotak-kontak hendaknya dipasang sejajar
dengan sakelar agar mudah dalam penggunaan sekaligus perawatannya.
c.
Kotak-kontak hendaknya harus dipasang
dengan tinggi minimum 1,5 m. Ini dilakukan agar kotak-kontak terhindar dari air
bila ada banjir. Dan bila harus dipasang dekat lantai, berilah penutup supaya
anak-anak kecil terhindar dari bahaya kesetrum dan air tidak bisa memasuki
lubang kotak-kontak.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar