Sabtu, 29 Agustus 2015

tugas makalah PKN dampak globalisasi korea selatan sebagai inspirasi promotor bahasa bagi indonesia



MAKALAH
KOREA SELATAN SEBAGAI INSPIRASI PROMOTOR BAHASA
BAGI INDONESIA








oleh :
Mohammaad Rizki Yulianto
XII TITL 3 / 04


SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NEGERI 2
Jl. Mastrip 153 Telp/Fax (0335) 421324
PROBOLINGGO 67213
2015


ABSTRAK
Rizki Yulianto, Mohammad. 2015. Korea Selatan sebagai Inspirasi Promotor Bahasa bagi Indonesia. Makalah Pendidikan Kewarganegaraan. Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 2 Kota Probolinggo. Pembimbing : Dra. Nunuk Retno Rahayu M.Pd

Kata kunci : Bahasa, Budaya, Hallyu Wave, Bahasa Internasional.

            Ada beberapa faktor yang membuat Bahasa Korea mudah diterima di masyarakat, yaitu dengan mengetahui eksistensi Bahasa Indonesia di era globalisasi ini, dan mengetahui dampak yang ditimbulkan akibat asimilasi budaya terhadap Bahasa Indonesia.
            Fenomena Hallyu Wave yang mendunia sepuluh tahun belakangan ini adalah bangsa Korea yang mempromosikan budaya dan bahasanya  lewat dunia hiburan seperti musik, film, tarian dan fashion yang membuat orang semakin penasaran ingin mempelajari budaya dan bahasa mereka lebih jauh. Bila metode ini diterapkan pada Indonesia, mungkin akan membuat bahasa dan budaya Indonesia makin mendunia.
            Penggunaan promosi  budaya lewat dunia hiburan seperti yang dliakukan oleh Korea Selatan efektif dalam memperbanyak jumlah pengguna bahasanya. Metode ini dapat dilakukan juga oleh Indonesia agar Bahasa Indonesia semakin banyak digunakan di dunia. Namun, tak cukup hanya dengan promosi saja, dukungan penuh dari seluruh elemen masyarakat sangat dibutuhkan demi kelancaran mewujudkan cita-cita Bahasa Indonesia menjadi bahasa interasional.












KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas rahmat dan karunia-Nya, penulis mampu menyelesaikan makalah yang berjudul “Korea Selatan sebagai Inspirasi Promotor Bahasa bagi Indonesia”. Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas sekolah.
Adapun tujuan pembuatan makalah ini adalah untuk membandingkan Bahasa Indonesia dengan Bahasa Korea, mengetahui faktor-faktor yang membuat Bahasa Korea mudah diterima di masyarakat, mengetahui eksistensi Bahasa Indonesia di era globalisasi ini, dan mengetahui dampak yang ditimbulkan akibat asimilasi budaya terhadap Bahasa Indonesia.
Pembuatan makalah ini terinspirasi dari fenomena Hallyu Wave yang mendunia sepuluh tahun belakangan ini. Bangsa Korea mempromosikan budaya dan bahasanya  lewat dunia hiburan seperti musik, film, tarian dan fashion yang membuat orang semakin penasaran ingin mempelajari budaya dan bahasa mereka lebih jauh. Bila metode ini diterapkan pada Indonesia, mungkin akan membuat bahasa dan budaya Indonesia makin mendunia.
Tak lupa penulis berterima kasih kepada pihak-pihak yang telah mendukung dalam penyusunan makalah ini, yakni:
1.      Ibu Dra Nunuk Retno Rahayu M.Pd
2.      Rekan-rekan atas motivasi yang telah diberikan.
Oleh karena itu, saran dan kritik yang bersifat membangun demi kesempurnaan makalah ini, penulis terima dengan tangan terbuka. Penulis berharap agar makalah ini dapat memberikan manfaat bagi penullis dan para pembaca.

Probolinggo, 09 Februari 2015

                                                                                                                        Penulis



DAFTAR ISI
Halaman Judul                                                                                                i
Abstraksi                                                                                                         ii
Kata Pengantar                                                                                               iii
Daftar Isi                                                                                                         iv

BAB I PENDAHULUAN                                                                             1
A.    Latar Belakang Masalah                                                                     1
B.     Rumusan dan Batasan Masalah                                                          2
C.     Tujuan Penulisan Makalah                                                                  3
D.    Manfaat Penulisan Makalah                                                                3

BAB II KAJIAN PUSTAKA                                                                                    4
A.    Kajian Singkat Tentang Bahasa Korea                                               4
B.     Perbedaan Bahasa Korea dengan Bahasa Indonesia                          6

BAB III PENUTUP                                                                                       11
A.    Simpulan                                                                                             11
B.     Saran                                                                                                   12

Daftar Pustaka                                                                                                           


BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang Masalah
Saat ini, dunia sedang berada dalam gelombang ketiga setelah gelombang pertama berupa agrikultur dan gelombang kedua berupa industri yaitu globalisasi dimana pusat kekuasaan betumpu pada penguasaan terhadap informasi dalam hal ini ilmu pengetahuan dan teknologi. Dengan adanya globalisasi ini, dunia yang berjauhan dan terpisahkan oleh lautan menjadi semakin dekat serasa tidak ada batas. Sehingga di dalamnya terjadi interaksi antarbangsa. Interaksi ini dapat terjadi di berbagai bidang di antaranya politik, sosial, ekonomi,pertahanan dan keamanan, serta budaya.
Dalam hal budaya, saat ini kita bisa lihat terjadi interaksi bahasa, kesenian baik itu berupa film, musik, maupun tari, serta gaya berbusana. Fenomenanya yang telah terjadi beberapa tahun yang lalu di Indonesia misalnya maraknya Telenovela dari amerika latin, Bollywood dari India, juga Hollywood dari Amerika Serikat. Dan fenomena itu berdatangan silih berganti dengan budaya dari negara lain. Misalnya seperti yang dapat kita saksikan sekarang adalah budaya dari Korea Selatan.
Korea selatan, kini diakui sebagai salah satu “Macan Asia” yang perekonomiannya sedang maju pesat. Banyak investor Korea yang menanamkan modalnya di Indonesia. Seiring dengan perkembangan ekonomi yang pesat, diikuti pula dengan merebaknya popularitas dunia hiburan Korea yang dikenal dengan aliran Hallyu Wave. Penyebaran budaya dari negeri gingseng ini meliputi fashion, musik  yang dikenal dengan aliran K-Pop, hingga film yang bergenre K-Drama. Keberhasilan bangsa Korea yang luar biasa dalam bidang teknologi, ekonomi dan hiburan di era globalisasi ini, telah menyebabkan Bahasa Korea menjadi bahasa yang paling diminati untuk dipelajari saat ini oleh banyak orang dari berbagai kalangan dan usia tak terkecuali bangsa Indonesia. Sehingga bisa saja terjadi
 

ancaman terhadap nasionalisme bangsa dengan semakin tidak bangganya masyarakat Indonesia menggunakan Bahasa Indonesia.
Masalah ini harus segera diselesaikan karena bisa saja dengan semakin tidak bangganya bangsa Indonesia terhadap bahasa persatuannya, mungkin saja suatu hari kelak Bahasa Indonesia punah dan hanya bisa dikenang. Bagaimana tidak? Masyarakat Indonesia sebagai penggunanya saja tidak bangga, lalu siapa yang akan menggunakan dan melestarikan Bahasa Indonesia? Lalu, siapa yang akan mewujudkan cita-cita Bahasa Indonesia yang menjadi bahasa internasional?
Untuk membuat masyarakat Indonesia lebih bangga menggunakan bahasanya, masyarakat bisa meniru metode penyebaran bahasa yang dilakukan masyarakat Korea yakni melalui dunia hiburan yang merupakan cerminan bangsa. Bangsa Indonesia sendiri terdiri dari kaya akan keragaman suku, ras, agama, tradisi dan budaya yang memiliki nilai keunikan tersendiri. Metode ini bisa dimulai dengan menggali budaya tradisional kembali dan menampilkannya pada khalayak dengan dikemas sedemikian rupa sehingga tercipta kesan modern dan dinamis. Mungkin saja dengan memodifikasi sedikit dari cara yang dilakukan pihak Korea selatan, Bahasa Indonesia semakin diminati dan dibanggakan oleh bangsa Indonesia, dan diterima secara luas di dunia.

A.    Rumusan dan Batasan Masalah
Rumusan masalah dari makalah yang berjudul “Korea Selatan sebagai Inspirasi Promotor Bahasa bagi Indonesia” adalah sebagai berikut:
1.      Bagaimana karakteristik Bahasa Korea?
2.      Bagaimana karakteristik Bahasa Indonesia?
3.      Apa kelebihan Bahasa Korea jika dibandingkan dengan Bahasa Indonesia?
4.      Bagaimana sikap masyarakat Korea terhadap bahasa identitasnya?
5.      Mengapa bangsa Indonesialebih bangga dengan bahasa asing yang masuk ke negeri ini?
6.      Faktor apa saja yang membuat masyarakat Indonesia mudah menerima dan mau mempelajari Bahasa Korea?
7.      Bagaimana eksistensi Bahasa Indonesia di dunia jika dibandingkan dengan Korea?
8.      Apakah dampak positif dan negatif dari asimilasi bahasa di Indonesia terutama Bahasa Korea?
9.      Apa solusi agar masyarakat Indonesia lebih bangga dengan Bahasa Indonesia dibandingkan dengan bahasa asing seperti Korea?
Dan yang menjadi batasan masalah dalam makalah ini adalah:
1.      Bagaimana karakteristik Bahasa Indonesia dan Korea?
2.      Faktor apa saja yang membuat masyarakat Indonesia mudah menerima dan mau mempelajari Bahasa Korea?
3.      Bagaimanakah kedudukan Bahasa Indonesia saat ini di mata dunia?
4.      Apakah dampak positif dan negatif dari asimilasi bahasa diIndonesia terutama Bahasa Korea?
5.      Apa solusi agar masyarakat Indonesialebih bangga dengan Bahasa Indonesia dibandingkan dengan bahasa asing seperti Korea?
6.      Apa yang harus bangsa Indonesia lakukan agar Bahasa Indonesia mampu mendunia seperti Bahasa Korea?

B.    Tujuan Penulisan Makalah
Adapun tujuan dari penulisan makalah yang berjudul “Korea Selatan sebagai Inspirasi Promotor Bahasa bagi Indonesia” adalah sebagai berikut.
1.      Membandingkan Bahasa Indonesia dengan Bahasa Korea.
2.      Mengetahui faktor-faktor yang membuat suatu bahasa mudah diterima di masyarakat.
3.      Mengetahui eksistensi Bahasa Indonesia di era globalisasi ini.
4.      Mengetahui dampak yang ditimbulkan akibat asimilasi budaya terhadap Bahasa Indonesia

C.    Manfaat Penulisan Makalah
Penyusunan makalah ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada pembaca, di antaranya adalah sebagai berikut:
1.      Sebagai penambah wawasan dan media informasi tentang kebahasaan.
2.      Menjadikan masyarakat Indonesia lebih bangga menggunakan bahasa nasional yaitu Bahasa Indonesia.
3.      Lebih mempopulerkan Bahasa Indonesia di dunia




BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A.    Kajian Singkat Tentang Bahasa Korea
Saat ini dunia tak terkecuali Indonesia tengah terkena demam Korean wave (Hallyu Wave), istilah yang diberikan untuk tersebarnya budaya pop Korea berupa musik, drama, hingga fashion secara global di berbagai negara di dunia. Umumnya Hallyu memicu banyak orang-orang di negara tersebut untuk mempelajari Bahasa Korea dan kebudayaan Korea Sehingga Hallyu Wave ini sering disebut sebagai ajang promosi budaya dan Bahasa Korea selatan ke berbagai dunia di Indonesia.
Bahasa Korea modern ditulis dengan abjad Hangeul, yang diciptakan pada abad ke-15 oleh Raja Sejong. Hangeul terdiri dari 10 huruf vokal, 14 huruf konsonan, 5 konsonan ganda, dan 11 vokal gabungan. Untuk penulisan satu suku kata terdiri minimal 2 huruf dan maksimal 4 huruf. Bahasa Korea diakui sebagai bahasa paling logis di dunia karena konsonan & vokal mudah dibedakan. Terutama konsonan menunjuk lokasi bibir, mulut & lidah. Bahasa Korea memiliki morfologi yang aggluginatif dengan tata bahasa yang serupa dengan bahasa Jepang, yakni SOP (Subjek + Objek + Predikat). Untuk mempelajarinya tidaklah mudah, karena kita harus hafal dan mengerti huruf Hangeul, cara membaca, cara menulis, kata dasar, bahkan tata Bahasa Korea itu sendiri. Di dalam pengucapan Bahasa Korea, kata dasar tidak bisa berdiri sendiri. Kata dasar  harus selalu di ikuti dengan tata Bahasa Korea supaya memiliki arti, baik kata dasar kata benda,  kata kerja, atau bahkan kata keterangan. Sebagai contoh kata ” belajar ” , di dalam kamus Bahasa Korea akan di temukan kata dasar ” 공부 하다gongbu hada ) “  namun dalam pengucapannya bukanlah ” 공부 하다 (gongbu hada ) ” melainkan ” 공부 í•´ìš”gongbu haeyo ) untuk kalimat informal dan ” 공부 합니다gongbu hamnida )” untuk kalimat formal. Dalam Bahasa Korea terdapat tingkatan penggunaan bahasa seperti pada bahasa sunda yang disebut undak-usuk basa. Bahasa yang digunakan ketika berbicara dengan orang yang lebih

tua, sebaya, dan lebih muda akan berbeda. Dalam bahasa ini juga terdapat tenses namun, hanya mengubah bentuk kata kerjanya saja. Oleh karena itu, Bahasa Korea termasuk dalam kategori bahasa yang sulit.
Tabel 2.1  Huruf Hangeul
 



Berbeda sekali dengan Bahasa Korea, Indonesia memakai huruf latin yang terdiri dari 5 huruf vokal dan 21 huruf konsonan yang telah dipakai banyak negara seperti Inggris, Singapura, dan Malaysia yang memang lebih mudah dan praktis untuk ditulis dan lebih banyak variasi huruf  konsonan dibandingkan dengan hangeul. Bahasa Indonesia sendiri tidak mengenal adanya tenses (pembagian kalimat dengan waktu lampau, sekarang, dan yang akan datang) yang mengubah pola kalimat ataupun bentuk kata kerja yang digunakan. Tingkatan bahasa dalam Bahasa Indonesia, tidak seperti Bahasa Korea dan bahasa sunda yang setiap kata memiliki kekhususan tingkatan usia lawan bicara. Tingkatan dalam Bahasa Indonesia hanya dalam penggunaan kata sapaan, selebihnya digunakan bahasa yang sama.





B.     Perbedaan Bahasa Korea dengan Bahasa Indonesia
Dilihat dari karakteristik antara Bahasa Indonesia dan Bahasa Korea, terdapat perbedaan antara keduanya. Dari segi huruf yang digunakan, Bahasa Indonesia menggunakan huruf latin yang terdiri dari 5 huruf vokal dan 21 huruf konsonan yang dirangkaikan secara vertikal. Sedangkan Bahasa Korea menggunakan huruf hangeul yang terdiri dari 10 huruf vokal, 14 huruf konsonan, 5 konsonan ganda, dan 11 vokal gabungan dan penulisan satu suku kata terdiri minimal 2 huruf dan maksimal 4 huruf.
Dari segi pola kalimat, Bahasa Indonesia menggunakan pola SPO yaitu Subjek –Predikat – Objek. Untuk keterangan, bisa disimpan di awal kalimat, ataupun akhir kalimat. Dalam Bahasa Korea, pola kalimat yang terjadi adalah SOP yaitu Subjek – Objek – Predikat. Bahasa Indonesia tidak mengenal adanya tenses sementara dalam Bahasa Korea terdapat tenses namun berbeda konsep dengan bahasa inggris. Tidak seperti bahasa Inggris yang merubah pola kalimat jika menggunakan tenses, tenses dalam Bahasa Korea hanya merubah kata kerjanya saja.
Dilihat dari karakteristik bahasanya, terlihat bahwa Bahasa Indonesia lebih mudah digunakan dan dipahami daripada Bahasa Korea. Namun tak dapat dipungkiri banyaknya masyarakat dunia yang tertarik untuk belajar bahasa ini, padahal Bahasa Korea termasuk dalam kategori bahasa yang sulit. Ada banyak faktor penyebab mengapa Bahasa Korea diminati oleh masyarakat dunia. Pertama tentunya dengan semakin maraknya Hallyu Wave yang menyebar ke seluruh masyarakat dunia ke berbagai kalangan dan usia. Terutama demam dengan drama yang alur ceritanya kuat dan tersedia banyak genre dan juga dari musik K-Pop yang menampilkan boyband dan girlband dengan gabungan antara genre musik electric, pop, dan rap dipadu dengan tarian hip-hop ala Korea. Boyband dan girlband Korea seperti 2PM, Super Junior, CN. Blue, SNSD, f(x) dan yang lainnya turut menjadi daya tarik sendiri untuk mempelajari Bahasa Korea. Kedua karena pesatnya perekonomian Korea selatan sehingga disebut Macan Asia. Misalnya saja di Indonesia, banyak investor asal Korea yang menanamkan modalnya  di Indonesia. Produk-produk dari Korea juga tengah membanjiri pasar domestik. Belum lagi banyak perusahaan-perusahaan di Korea yang membutuhkan tenaga kerja. Tentu saja bagi individu yang telah mengerti dan memahami Bahasa Korea, peluang dia untuk bekerja di perusahaan-perusahaan Korea semakin besar. Ketiga adalah dari masyarakat Korea sendiri. Mereka adalah pekerja keras dan sangat percaya diri. Mereka sangat mencintai budayanya, mereka juga lebih menyukai produk dalam negeri. Dengan adanya masyarakat seperti ini, budaya Korea akan menyebar cepat ke berbagai belahan dunia. Keempat adalah banyaknya program beasiswa dan pertukaran pelajar untuk melanjutkan studi di perguruan tinggi ternama di Korea Selatan. Mengingat lebih banyak usia remaja yang terkena dampak Hallyu Wave, maka dengan adanya program ini para remaja akan terpacu lebih giat untuk mempelajari Bahasa Korea.
Namun, untuk menjadi bahasa internasional, ada beberapa hal yang harus dipenuhi. Di antaranya adalah jumlah pengguna bahasa tersebut, mudah tidaknya suatu bahasa, dan dukungan dari PBB (Perserikatan Bangsa Bangsa). Dengan jumlah pengguna bahasa yakni penduduk Korea utara dan Korea selatan yang tidak banyak, dan bahasa yang termasuk dalam kategori sulit ini maka dengan Hallyu Wave ini diharapkan semakin bertambah banyak pengguna Bahasa Korea di dunia. Seiring berjalannya waktu, di Indonesia sendiri khususnya di kota-kota besar banyak terdapat tempat kursus Bahasa Korea, buku literatur tentang budaya dan Bahasa Korea, toko dengan fashion Korea dan rumah makan Korea. Ini adalah beberapa cara untuk menumbuhkan minat terhadap bahasa dan budaya Korea, sehingga bisa mendongkrak popularitasnya. Untuk dukungan politik dari PBB sendiri, sepertinya Bahasa Korea ini akan mudah diterima. Mengingat Korea selatan adalah sekutu dari Amerika Serikat yang notabene adalah Amerika Serikat adalah salah satu dari lima negara yang mempunyai hak veto yang menguasai PBB. Ditambah lagi dengan masyarakat Koreanya yang bangga menggunakan bahasa nasional mereka turut mendukung penuh Bahasa Korea menjadi bahasa internasional.
Bagaimana dengan Indonesia? Indonesia sendiri telah dipakai untuk mempersatukan lebih dari 200 juta penduduk Indonesia. Belum lagi Bahasa Indonesia merupakan bahasa ASEAN yang anggotanya berjumlah 10 negara. Di era global ini, Bahasa Indonesia bahkan menjadi salah satu mata pelajaran di perguruan tinggi negara-negara lain seperti Australia, Belanda, dan Amerika Serikat. Contoh lain seperti di KBRI Seoul Korea Selatan tiap tahunnya diselenggarakan lomba pidato menggunakan Bahasa Indonesia yang pesertanya khusus warga Korea Selatan. Antusiasme yang tinggi dari warga Korea dalam mengikuti pidato Bahasa Indonesia ini menyebarkan pengaruh budaya dan Bahasa Indonesia kepada negara lain, sekaligus menjadi bukti bahwa negara lain pun turut menyukai Bahasa Indonesia. Jadi semakin meluas saja pengguna Bahasa Indonesia di dunia. Dari segi mudah tidaknya suatu bahasa, Bahasa Indonesia termasuk bahasa yang mudah dipelajari dan dipahami oleh semua kalangan. Dalam Bahasa Indonesia tidak ada tenses, sehingga tidak sulit berbicara menggunakan Bahasa Indonesia. Namun, dari segi kondisi masyarakat Indonesia yang belum bangga dengan bahasanya dan lebih bangga dengan bahasa asing ini, yang harus menjadi perhatian. Sebab untuk menjadikan Bahasa Indonesia sebagai Bahasa Indonesia perlu dukungan penuh dari seluruh masyarakat Indonesia. Kalau bukan masyarakat Indonesia yang bangga, lalu siapa lagi yang akan memelihara, melestarikan bahasa ini bahkan mewujudkan Bahasa Indonesia menjadi bahasa internasional? Untuk menjadikan Bahasa Indonesia menjadi Bahasa Indonesia, tak cukup hanya memenuhi syarat diatas, dibutuhkan pengakuan secara de Jure dari PBB. Oleh karena itu, perlu dukungan politik dari pemerintahan Indonesia untuk bernegosiasi dengan PBB yang notabene dikuasai oleh Amerika Serikat. Jadi, masih banyak peluang agar Indonesia mampu menjadi bahasa internasional.
Di era globaliasasi yang di dalamnya terjadi asimilasi budaya dan bahasa, tak dapat dipungkiri bila dalam interaksi tersebut menyebabkan dampak bagi kehidupan baik positif maupun negatif. Berikut adalah dampak positif bagi kita bila mempelajari bahasa asing:
1.      Mampu meningkatkan kemampuan individu dalam berbahasa.
2.      Semakin banyak pengguna bahasa misalnya bahasa Inggris, maka semakin cepat proses pertukaran informasi, ilmu pengetahuan dan teknologi.
3.      Memudahkan interaksi dalam pergaulan internasional, seperti bisnis antar negara.
Selain dampak positif yang ditimbulkan, terdapat pula dampak negatif yang diantaranya adalah:
1.      Seorang individu mulai meremehkan pelajaran Bahasa Indonesia.
2.      Rakyat Indonesia lama kelamaan akan lupa bahwa Bahasa Indonesia merupakan bahasa persatuan.
3.      Bacaan Indonesia mulai dianggap rendah.
4.      Akan semakin sulit mengutarakan Bahasa Indonesia yang baik dan benar.
5.      Melunturkan semangat nasionalisme dan sikap bangga atas bahasa dan budaya sendiri.
Dengan adanya fenomena masyarakat yang belum begitu bangga dengan bahasa dan budayanya sendiri, maka akan sulilt untuk menjadikan Bahasa Indonesia menjadi bahasa yang mendunia. Masyarakat Indonesia perlu mencontoh sikap dari masyarakat Korea. Mereka sangat percaya diri dan bangga dengan budayanya sendiri, sehingga turut mendukung pemerintah untuk menjadikan Bahasa Korea mendunia. Berikut adalah beberapa cara untuk membuat masyarakat Indonesia lebih bangga dengan bahasa dan budayanya sendiri.
1.      Menciptakan pemerintahan yang profesional dan konsisten. Karena para pemimpin kita selama ini cenderung tak professional dan sering tak konsisten dengan apa yang dikatakannya dengan apa yang dilakukannya. Mereka merupakan figur yang menjadi panutan bagi yang dipimpinnya. Jika pemimpinnya sudah mampu menunjukan kebanggaan, keteguhan dan tak minder dengan budaya dan bahasanya sendiri, sepertinya tak sulit bagi masyarakat untuk menirunya.
2.      Memberikan pembekalan pendidikan yang mengajarkan akan kebanggaan terhadap Indonesia. Dengan membangkitkan kembali pelajaran seperti sejarah, budi pekerti dan kewarganegaraan, setidaknya generasi penerus telah memiliki dasar yang kuat dan memiliki wawasan kebangsaan yang mantap.
3.      Media sebagai penyebar informasi sebaiknya membatasi penyebaran berita yang memberi dampak yang bisa mempengaruhi mental audiennya. Oleh karena itu diperlukan kontrol yang kuat bagi media (cetak maupun elektronik). Membatasi bukan berarti melarang, tetapi menyaring mana yang pantas dan tak pantas untuk diberitakan.
4.      Kembangkan prestasi di berbagai sektor seperti olahraga, seni, ekonomi, dan yang lainnya sehingga masyarakat merasakan bahwa potensi yang ada dalam bangsa ini luar biasa, sehingga rasa bangga terhadap bangsa dan budaya makin bertambah dan melekat dalam hati.
Dukungan pemerintah sangat diperlukan dalam mengusung dan memperkenalkan budaya Indonesia ke negara lain di dunia. Misalnya seperti yang dilakukan oleh Pemerintah Korea melalui Kementrian Budaya Korea Selatan pada tahun 2000 telah mengeluarkan ”cultural policy” yang diantaranya mengeluarkan kebijakan untuk memberlakukan pajak rendah bagi film lokal dan juga memberikan bantuan dana untuk memproduksi film yang mengusung budaya Korea. Bagaimana dengan Indonesia? Secara kasat mata dapat dilihat bahwa perhatian pemerintah untuk urusan promosi budaya dan bahasa ini masih minim. Promosi yang bertujuan memperkenalkan 'ini lho Indonesia' belum dilakukan secara maksimal. Yang paling menyedihkan, hanya segelintir orang dari negara-negara lain yang barangkali mengetahui tentang Indonesia, sementara sebagian besarnya bahkan tak paham di belahan mana negara ini berada ataupun mengetahui budayanya. Dan yang segelintir itu pengetahuannya pasti ditolong oleh keberadaan Bali yang sudah mendunia. Promosi tentang Indonesia tak hanya di Bali saja. Pemerintah harusnya melek dengan perubahan zaman. Diperkirakan setelah era globalisasi ini akan terjadi era berikutnya yaitu era pariwisata dimana setiap orang akan menghabiskan waktu luangnya dengan mengunjungi tempat-tempat yang indah. Melihat peluang tersebut, seharusnya Indonesia tak hanya menonjolkan Bali sebagai tempat pariwisata, namun pemerintah harus menggali lagi potensi pariwisata yang ada di Indonesia seperti Lombok, Raja Ampat, dan lokasi wisata lain seperti wisata budaya mengingat masyarakat Indonesia yang terdiri dari beragam suku, ras, agama, budaya sehingga mempunyai beragam keunikan tersendiri. Promosi bisa juga disesuaikan dengan potensi budaya yang ada di Indonesia misalnya saja tarian tradisional yang ditambahkan unsur modern di dalamnya, inovasi dengan kain tradisional yang ada di Indonesia seperti batik, tenun, kebaya lebih digali kembali misalnya dengan dibuat pakaian yang mengikuti desain yang sedang tren atau dengan menciptakan gaya berbusana modern yang baru dengan menggunakan kain tersebut.
Ini menjadi tugas rumah tersendiri bukan hanya untuk pemerintah Indoensia, namun juga untuk seluruh anak bangsa, untuk memaksimalkan upaya promosi budaya dan bahasa hingga bergaung ke seluruh dunia. Bila ada keyakinan dan kemauan dalam hati, pasti ada banyak cara untuk menyuntikkan virus demam Korea ke seluruh dunia. Mari memulai diri sebagai bangsa yang bangga dan produktif menciptakan ciri khas tersendiri dalam bahasa dan budaya bangsa.



BAB III
PENUTUP
A.    Simpulan
Bahasa Korea dan Bahasa Indonesia memiliki karakteristik yang berbeda. Karena perbedaan huruf yang digunakan, dan pola kalimat yang berbeda, Bahasa Korea dikatakan lebih sulit daripada Bahasa Indonesia. Namun fenomenanya saat ini, Bahasa Korea banyak diminati oleh semua kalangan khususnya remaja. Ironisnya, masyarakat Indonesia belum bangga dengan Bahasa Indonesia yang lebih mudah penggunaannya. Malah mereka lebih bangga menggunakan Bahasa Korea yang jelas-jelas lebih sulit. Gencarnya Hallyu Wave dan pesatnya perkembangan ekonomi Korea Selatan menjadi penyebab banyak orang tertarik mempelajari bahasa tersebut.
Saat ini Bahasa Indonesia diisukan menjadi bahasa internasional karena telah memenuhi beberapa syarat. Namun, dengan sikap masyarakat Indonesia yang kurang bangga dengan bahasa sendiri, mempersulit untuk mewujudkan Bahasa Indonesia menjadi bahasa internasional. Untuk membuat masyarakat Indonesia lebih bangga, perlu dilakukan berbagai cara seperti yang dilakukan orang Korea. Mereka sangat percaya diri dan mencintai budaya dan bahasanya sendiri. Seluruh komponen baik masyarakat naupun pemerintah turut mendukung promosi-promosi yang gencar dilakukan yang dikenal dengan Hallyu Wave.  Mereka mempromosikan potensi-potensi yang ada pada bangsa mereka seperti di dunia hiburan, mereka mempromosikan Bahasa Korea lewat film, musik, tarian, juga pariwisata. Pesatnya perkembangan ekonomi turut mempengaruhi orang untuk tertarik mempelajari budaya mereka. Sudah seharusnya pemerintah dan seluruh masyarakat Indonesia bersama-sama mempromosikan dan membanggakan Bahasa Indonesia yang tak hanya menjadi bahasa persatuan namun juga menjadi bahasa internasional seperti yang dilakukan oleh Korea Selatan.


B.     Saran
Boleh saja kita mempelajari bahasa asing sebagai penambah wawasan berbahasa, namun jangan sampai kita melupakan jati diri dan identitas kita sebagai bangsa Indonesia.  . Berikut adalah saran untuk mempromosikan Bahasa Indonesia menjadi Bahasa Internasional, sebagai berikut :
a)      Bagi pemerintah :
1.    Menciptakan pemerintahan yang profesional dan konsisten. Karena para pemimpin kita selama ini cenderung tak professional dan sering tak konsisten dengan apa yang dikatakannya dengan apa yang dilakukannya. Mereka merupakan figur yang menjadi panutan bagi yang dipimpinnya. Jika pemimpinnya sudah mampu menunjukan kebanggaan, keteguhan dan tak minder dengan budaya dan bahasanya sendiri, sepertinya tak sulit bagi masyarakat untuk menirunya.
2.    Memberikan pembekalan pendidikan yang mengajarkan akan kebanggaan terhadap Indonesia. Dengan membangkitkan kembali pelajaran seperti sejarah, budi pekerti dan kewarganegaraan, setidaknya generasi penerus telah memiliki dasar yang kuat dan memiliki wawasan kebangsaan yang mantap.
b)      Bagi media masa
1)      Media sebagai penyebar informasi sebaiknya membatasi penyebaran berita yang memberi dampak yang bisa mempengaruhi mental audiennya. Oleh karena itu diperlukan kontrol yang kuat bagi media (cetak maupun elektronik). Membatasi bukan berarti melarang, tetapi menyaring mana yang pantas dan tak pantas untuk diberitakan.
c)      Bagi masyarakat
1.      Sebaiknya kita jangan mengambil dan meniru mentah budaya negara lain, seharusnya dipilih terlebih dahulu mana budaya positif yang sesuai dengan kepribadian bangsa dan buang budaya negatif.
2.      Persaingan begitu kuat, maka dari itu seluruh bangsa Indonesia harus mencintai dan membanggakan budaya dan bahasa persatuan Indonesia, karena jika bukan kita yang mencintai dan membanggakannya, siapa lagi yang akan menjaga dan melestarikan bahasa ini.
 
DAFTAR PUSTAKA

Masdhaya. 2011. Potensi Bahasa Indonesia menjadi Bahasa Internasional. http://masdhaya.blogdetik.com/index.php/2011/01/potensi-bahasa-indonesia-menjadi-bahasa-internasional/ diakses pada tanggal 1 Februari 2015

Natalizer. 2010. Pengaruh Bahasa Asing Terhadap Bahasa. http://www.natalizer.co.cc/2010/02/pengaruh-bahasa-asing-terhadap-bahasa.html diakses pada tanggal 20 Januari 2015

Rachmad, Edy. 2010.  Bhasa indonesia Menuju Bahasa Internasional. http://beritasore.com/2010/01/02/bahasa-indonesia-menuju-bahasa-internasional/ diakses pada tanggal 1 Februari 2015

Susandi. 2009. Bahasa dan Sastra Sebagai Identitas Bangsa dalam Proses Globalisasi. http://susandi.wordpress.com/seputar-bahasa/bahasa-dan-sastra-sebagai-identitas-bangsa-dalam-proses-globalisasi/ diakses pada tanggal 20 Januari 2015

Widianti, Neni. (2010) Cepat Bisa! Bahasa Korea. Yogyakarta: Pustaka Widyatama.

Yulius, Hendri. (2010) Mudah dan Lancar Belajar Bahasa Korea untuk Pemula. Jakarta : Transmedia

_______,http://beautifulearlymorning.wordpress.com/tag/belajar-bahasa-korea/ diakses pada tanggal 1 Februari 2015

_______,http://id.wikipedia.org/wiki/Hallyu diakses pada tanggal 1 Februari 2015

_______,http://id.wikipedia.org/wiki/Korea diakses pada tanggal 1 Februari 2015

_______,http://www.inioke.com/Rubrikasi/873-Bangga-Dalam-Berbahasa.html diakses pada tanggal 20 Januari 2015

_______,http://www.inioke.com/Rubrikasi/875-Demam-Korea.html diakses pada tanggal 20 Januari 2015

_______,http://www.kursus-privat.com/bahasa-indonesia-harus-mendunia.html diakses pada tanggal 1 Februari 2015

_______,http://www.wikipedia.org/Indonesia/indonesia/Hallyu.htm diakses pada tanggal 20 Januari 2015














Tidak ada komentar:

Posting Komentar