MAKALAH
KOREA SELATAN SEBAGAI INSPIRASI PROMOTOR BAHASA
BAGI INDONESIA

oleh :
Mohammaad Rizki Yulianto
XII TITL 3 / 04
SEKOLAH
MENENGAH KEJURUAN NEGERI 2
Jl.
Mastrip 153 Telp/Fax (0335) 421324
PROBOLINGGO
67213
2015
ABSTRAK
Rizki Yulianto, Mohammad. 2015. Korea Selatan sebagai Inspirasi
Promotor Bahasa bagi Indonesia.
Makalah Pendidikan Kewarganegaraan. Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 2 Kota
Probolinggo. Pembimbing : Dra. Nunuk Retno Rahayu M.Pd
Kata kunci : Bahasa, Budaya,
Hallyu Wave, Bahasa Internasional.
Ada beberapa faktor yang
membuat Bahasa Korea mudah diterima di masyarakat, yaitu dengan mengetahui
eksistensi Bahasa Indonesia di era globalisasi ini, dan mengetahui dampak yang
ditimbulkan akibat asimilasi budaya terhadap Bahasa Indonesia.
Fenomena Hallyu Wave yang
mendunia sepuluh tahun belakangan ini adalah bangsa Korea yang mempromosikan
budaya dan bahasanya lewat dunia hiburan
seperti musik, film, tarian dan fashion yang membuat orang semakin penasaran
ingin mempelajari budaya dan bahasa mereka lebih jauh. Bila metode ini
diterapkan pada Indonesia, mungkin akan membuat bahasa dan budaya Indonesia
makin mendunia.
Penggunaan promosi budaya lewat dunia hiburan seperti yang
dliakukan oleh Korea Selatan efektif dalam memperbanyak jumlah pengguna
bahasanya. Metode ini dapat dilakukan juga oleh Indonesia agar Bahasa Indonesia
semakin banyak digunakan di dunia. Namun, tak cukup hanya dengan promosi saja,
dukungan penuh dari seluruh elemen masyarakat sangat dibutuhkan demi kelancaran
mewujudkan cita-cita Bahasa Indonesia menjadi bahasa interasional.
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan
kehadirat Allah SWT karena atas rahmat dan karunia-Nya, penulis mampu
menyelesaikan makalah yang berjudul “Korea Selatan sebagai Inspirasi Promotor
Bahasa bagi Indonesia”. Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas
sekolah.
Adapun tujuan pembuatan makalah
ini adalah untuk membandingkan Bahasa Indonesia dengan Bahasa Korea, mengetahui
faktor-faktor yang membuat Bahasa Korea mudah diterima di masyarakat,
mengetahui eksistensi Bahasa Indonesia di era globalisasi ini, dan mengetahui
dampak yang ditimbulkan akibat asimilasi budaya terhadap Bahasa Indonesia.
Pembuatan makalah ini
terinspirasi dari fenomena Hallyu Wave yang mendunia sepuluh tahun belakangan
ini. Bangsa Korea mempromosikan budaya dan bahasanya lewat dunia hiburan seperti musik, film,
tarian dan fashion yang membuat orang semakin penasaran ingin mempelajari
budaya dan bahasa mereka lebih jauh. Bila metode ini diterapkan pada Indonesia,
mungkin akan membuat bahasa dan budaya Indonesia makin mendunia.
Tak lupa penulis berterima
kasih kepada pihak-pihak yang telah mendukung dalam penyusunan makalah ini,
yakni:
1. Ibu Dra Nunuk Retno Rahayu M.Pd
2. Rekan-rekan atas motivasi yang
telah diberikan.
Oleh karena itu, saran dan
kritik yang bersifat membangun demi kesempurnaan makalah ini, penulis terima
dengan tangan terbuka. Penulis berharap agar makalah ini dapat memberikan
manfaat bagi penullis dan para pembaca.
Probolinggo, 09 Februari 2015
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman Judul i
Abstraksi ii
Kata Pengantar iii
Daftar Isi iv
BAB
I PENDAHULUAN 1
A.
Latar Belakang
Masalah 1
B.
Rumusan dan Batasan
Masalah 2
C.
Tujuan Penulisan
Makalah 3
D.
Manfaat Penulisan
Makalah 3
BAB
II KAJIAN PUSTAKA 4
A.
Kajian Singkat
Tentang Bahasa Korea 4
B.
Perbedaan Bahasa
Korea dengan Bahasa Indonesia 6
BAB
III
PENUTUP 11
A.
Simpulan 11
B.
Saran 12
Daftar Pustaka
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang Masalah
Saat ini, dunia
sedang berada dalam gelombang ketiga setelah gelombang pertama berupa
agrikultur dan gelombang kedua berupa industri yaitu globalisasi dimana pusat
kekuasaan betumpu pada penguasaan terhadap informasi dalam hal ini ilmu
pengetahuan dan teknologi. Dengan adanya globalisasi ini, dunia yang berjauhan
dan terpisahkan oleh lautan menjadi semakin dekat serasa tidak ada batas.
Sehingga di dalamnya terjadi interaksi antarbangsa. Interaksi ini dapat terjadi
di berbagai bidang di antaranya politik, sosial, ekonomi,pertahanan dan
keamanan, serta budaya.
Dalam hal budaya,
saat ini kita bisa lihat terjadi interaksi bahasa, kesenian baik itu berupa
film, musik, maupun tari, serta gaya berbusana. Fenomenanya yang telah terjadi
beberapa tahun yang lalu di Indonesia misalnya maraknya Telenovela dari amerika
latin, Bollywood dari India, juga Hollywood dari Amerika Serikat. Dan fenomena
itu berdatangan silih berganti dengan budaya dari negara lain. Misalnya seperti
yang dapat kita saksikan sekarang adalah budaya dari Korea Selatan.
Korea selatan, kini
diakui sebagai salah satu “Macan Asia” yang perekonomiannya sedang maju pesat.
Banyak investor Korea yang menanamkan modalnya di Indonesia. Seiring dengan
perkembangan ekonomi yang pesat, diikuti pula dengan merebaknya popularitas
dunia hiburan Korea yang dikenal dengan aliran Hallyu Wave. Penyebaran budaya
dari negeri gingseng ini meliputi fashion, musik yang dikenal dengan aliran K-Pop, hingga film
yang bergenre K-Drama. Keberhasilan bangsa Korea yang luar biasa dalam bidang
teknologi, ekonomi dan hiburan di era globalisasi ini, telah menyebabkan Bahasa
Korea menjadi bahasa yang paling diminati untuk dipelajari saat ini oleh banyak
orang dari berbagai kalangan dan usia tak terkecuali bangsa Indonesia. Sehingga
bisa saja terjadi
ancaman terhadap
nasionalisme bangsa dengan semakin tidak bangganya masyarakat Indonesia
menggunakan Bahasa Indonesia.
Masalah ini harus
segera diselesaikan karena bisa saja dengan semakin tidak bangganya bangsa Indonesia
terhadap bahasa persatuannya, mungkin saja suatu hari kelak Bahasa Indonesia
punah dan hanya bisa dikenang. Bagaimana tidak? Masyarakat Indonesia sebagai
penggunanya saja tidak bangga, lalu siapa yang akan menggunakan dan
melestarikan Bahasa Indonesia? Lalu, siapa yang akan mewujudkan cita-cita
Bahasa Indonesia yang menjadi bahasa internasional?
Untuk membuat
masyarakat Indonesia lebih bangga menggunakan bahasanya, masyarakat bisa meniru
metode penyebaran bahasa yang dilakukan masyarakat Korea yakni melalui dunia
hiburan yang merupakan cerminan bangsa. Bangsa Indonesia sendiri terdiri dari
kaya akan keragaman suku, ras, agama, tradisi dan budaya yang memiliki nilai
keunikan tersendiri. Metode ini bisa dimulai dengan menggali budaya tradisional
kembali dan menampilkannya pada khalayak dengan dikemas sedemikian rupa
sehingga tercipta kesan modern dan dinamis. Mungkin saja dengan memodifikasi
sedikit dari cara yang dilakukan pihak Korea selatan, Bahasa Indonesia semakin
diminati dan dibanggakan oleh bangsa Indonesia, dan diterima secara luas di
dunia.
A.
Rumusan
dan Batasan Masalah
Rumusan masalah
dari makalah yang berjudul “Korea
Selatan sebagai Inspirasi Promotor Bahasa bagi Indonesia” adalah sebagai
berikut:
1.
Bagaimana
karakteristik Bahasa Korea?
2.
Bagaimana
karakteristik Bahasa Indonesia?
3.
Apa
kelebihan Bahasa Korea jika dibandingkan dengan Bahasa Indonesia?
4.
Bagaimana
sikap masyarakat Korea terhadap bahasa identitasnya?
5.
Mengapa
bangsa Indonesialebih bangga dengan bahasa asing yang masuk ke negeri ini?
6.
Faktor
apa saja yang membuat masyarakat Indonesia mudah menerima dan mau mempelajari
Bahasa Korea?
7.
Bagaimana
eksistensi Bahasa Indonesia di dunia jika dibandingkan dengan Korea?
8.
Apakah
dampak positif dan negatif dari asimilasi bahasa di Indonesia terutama Bahasa
Korea?
9.
Apa
solusi agar masyarakat Indonesia lebih bangga dengan Bahasa Indonesia
dibandingkan dengan bahasa asing seperti Korea?
Dan
yang menjadi batasan masalah dalam makalah ini adalah:
1.
Bagaimana
karakteristik Bahasa Indonesia dan Korea?
2.
Faktor
apa saja yang membuat masyarakat Indonesia mudah menerima dan mau mempelajari
Bahasa Korea?
3.
Bagaimanakah
kedudukan Bahasa Indonesia saat ini di mata dunia?
4.
Apakah
dampak positif dan negatif dari asimilasi bahasa diIndonesia terutama Bahasa
Korea?
5.
Apa
solusi agar masyarakat Indonesialebih bangga dengan Bahasa Indonesia
dibandingkan dengan bahasa asing seperti Korea?
6.
Apa
yang harus bangsa Indonesia lakukan agar Bahasa Indonesia mampu mendunia
seperti Bahasa Korea?
B.
Tujuan
Penulisan Makalah
Adapun
tujuan dari penulisan makalah yang berjudul “Korea Selatan sebagai Inspirasi Promotor Bahasa bagi Indonesia”
adalah sebagai berikut.
1.
Membandingkan
Bahasa Indonesia dengan Bahasa Korea.
2.
Mengetahui
faktor-faktor yang membuat suatu bahasa mudah diterima di masyarakat.
3.
Mengetahui
eksistensi Bahasa Indonesia di era globalisasi ini.
4.
Mengetahui
dampak yang ditimbulkan akibat asimilasi budaya terhadap Bahasa Indonesia
C.
Manfaat
Penulisan Makalah
Penyusunan
makalah ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada pembaca, di antaranya
adalah sebagai berikut:
1.
Sebagai
penambah wawasan dan media informasi tentang kebahasaan.
2.
Menjadikan
masyarakat Indonesia lebih bangga menggunakan bahasa nasional yaitu Bahasa Indonesia.
3.
Lebih
mempopulerkan Bahasa Indonesia di dunia
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A.
Kajian
Singkat Tentang Bahasa Korea
Saat ini dunia tak terkecuali Indonesia tengah terkena
demam Korean wave (Hallyu Wave), istilah yang diberikan untuk tersebarnya
budaya pop Korea berupa musik, drama, hingga fashion secara global di berbagai
negara di dunia. Umumnya Hallyu memicu banyak orang-orang di negara tersebut
untuk mempelajari Bahasa Korea dan kebudayaan Korea Sehingga Hallyu Wave ini sering disebut sebagai ajang
promosi budaya dan Bahasa Korea selatan ke berbagai dunia di Indonesia.
Bahasa Korea modern ditulis dengan abjad Hangeul, yang
diciptakan pada abad ke-15 oleh Raja Sejong.
Hangeul terdiri dari 10 huruf vokal, 14 huruf konsonan, 5 konsonan ganda, dan
11 vokal gabungan. Untuk penulisan satu suku kata terdiri minimal 2 huruf dan
maksimal 4 huruf. Bahasa Korea diakui sebagai bahasa paling logis di dunia karena
konsonan & vokal mudah dibedakan. Terutama konsonan menunjuk lokasi bibir,
mulut & lidah.
Bahasa Korea memiliki morfologi yang aggluginatif dengan tata bahasa yang serupa
dengan bahasa Jepang, yakni SOP (Subjek + Objek + Predikat). Untuk
mempelajarinya tidaklah mudah, karena kita harus
hafal dan mengerti huruf Hangeul, cara membaca, cara menulis, kata dasar,
bahkan tata Bahasa Korea itu sendiri. Di dalam
pengucapan Bahasa Korea,
kata dasar tidak bisa berdiri sendiri. Kata dasar harus selalu di ikuti
dengan tata Bahasa Korea supaya
memiliki arti, baik kata dasar kata benda, kata kerja, atau bahkan kata
keterangan. Sebagai contoh kata ” belajar ” , di dalam kamus Bahasa Korea akan
di temukan kata dasar ” 공부 하다 ( gongbu
hada ) “ namun dalam pengucapannya bukanlah ” 공부 하다 (gongbu
hada ) ” melainkan ” 공부 í•´ìš” ( gongbu
haeyo ) untuk kalimat informal dan ” 공부 합니다 ( gongbu
hamnida )” untuk kalimat formal. Dalam Bahasa Korea terdapat tingkatan penggunaan bahasa
seperti pada bahasa sunda yang disebut undak-usuk basa. Bahasa yang digunakan
ketika berbicara dengan orang yang lebih
tua,
sebaya, dan lebih muda akan berbeda. Dalam bahasa ini juga terdapat tenses
namun, hanya mengubah bentuk kata kerjanya saja. Oleh karena itu, Bahasa Korea
termasuk dalam kategori bahasa yang sulit.
|
![]() |
Berbeda sekali dengan Bahasa Korea, Indonesia memakai huruf latin yang terdiri dari 5 huruf vokal dan 21 huruf konsonan yang telah dipakai banyak negara seperti Inggris, Singapura, dan Malaysia yang memang lebih mudah dan praktis untuk ditulis dan lebih banyak variasi huruf konsonan dibandingkan dengan hangeul. Bahasa Indonesia sendiri tidak mengenal adanya tenses (pembagian kalimat dengan waktu lampau, sekarang, dan yang akan datang) yang mengubah pola kalimat ataupun bentuk kata kerja yang digunakan. Tingkatan bahasa dalam Bahasa Indonesia, tidak seperti Bahasa Korea dan bahasa sunda yang setiap kata memiliki kekhususan tingkatan usia lawan bicara. Tingkatan dalam Bahasa Indonesia hanya dalam penggunaan kata sapaan, selebihnya digunakan bahasa yang sama.
B.
Perbedaan
Bahasa Korea dengan Bahasa Indonesia
Dilihat dari karakteristik antara Bahasa Indonesia dan
Bahasa Korea, terdapat perbedaan antara keduanya. Dari segi huruf yang
digunakan, Bahasa Indonesia menggunakan huruf latin yang terdiri dari 5 huruf vokal
dan 21 huruf konsonan yang dirangkaikan secara vertikal. Sedangkan Bahasa Korea
menggunakan huruf hangeul yang terdiri dari 10 huruf vokal, 14 huruf konsonan,
5 konsonan ganda, dan 11 vokal gabungan dan penulisan satu suku kata terdiri minimal 2 huruf dan
maksimal 4 huruf.
Dari segi pola kalimat, Bahasa Indonesia menggunakan pola SPO yaitu Subjek
–Predikat – Objek. Untuk keterangan, bisa disimpan di awal kalimat, ataupun
akhir kalimat. Dalam Bahasa Korea, pola kalimat yang terjadi adalah SOP yaitu
Subjek – Objek – Predikat. Bahasa Indonesia tidak mengenal adanya tenses
sementara dalam Bahasa Korea terdapat tenses namun berbeda konsep dengan bahasa
inggris. Tidak seperti bahasa Inggris yang merubah pola kalimat jika
menggunakan tenses, tenses dalam Bahasa Korea hanya merubah kata kerjanya saja.
Dilihat dari karakteristik bahasanya, terlihat bahwa Bahasa Indonesia lebih
mudah digunakan dan dipahami daripada Bahasa Korea. Namun tak dapat dipungkiri banyaknya
masyarakat dunia yang tertarik untuk belajar bahasa ini, padahal Bahasa Korea
termasuk dalam kategori bahasa yang sulit. Ada banyak faktor penyebab mengapa
Bahasa Korea diminati oleh masyarakat dunia. Pertama tentunya dengan semakin
maraknya Hallyu Wave yang menyebar ke seluruh masyarakat dunia ke berbagai
kalangan dan usia. Terutama demam dengan drama yang alur ceritanya kuat dan
tersedia banyak genre dan juga dari musik K-Pop yang menampilkan boyband dan
girlband dengan gabungan antara genre musik electric, pop, dan rap dipadu
dengan tarian hip-hop ala Korea. Boyband dan girlband Korea seperti 2PM, Super
Junior, CN. Blue, SNSD, f(x) dan yang lainnya turut menjadi daya tarik sendiri
untuk mempelajari Bahasa Korea. Kedua karena pesatnya perekonomian Korea
selatan sehingga disebut Macan Asia. Misalnya saja di Indonesia, banyak
investor asal Korea yang menanamkan modalnya
di Indonesia. Produk-produk dari Korea juga tengah membanjiri pasar
domestik. Belum lagi banyak perusahaan-perusahaan di Korea yang membutuhkan tenaga
kerja. Tentu saja bagi individu yang telah mengerti dan memahami Bahasa Korea,
peluang dia untuk bekerja di perusahaan-perusahaan Korea semakin besar. Ketiga
adalah dari masyarakat Korea sendiri. Mereka adalah pekerja keras dan sangat
percaya diri. Mereka sangat mencintai budayanya, mereka juga lebih menyukai
produk dalam negeri. Dengan adanya masyarakat seperti ini, budaya Korea akan
menyebar cepat ke berbagai belahan dunia. Keempat adalah banyaknya program
beasiswa dan pertukaran pelajar untuk melanjutkan studi di perguruan tinggi
ternama di Korea Selatan. Mengingat lebih banyak usia remaja yang terkena
dampak Hallyu Wave, maka dengan adanya program ini para remaja akan terpacu
lebih giat untuk mempelajari Bahasa Korea.
Namun, untuk menjadi bahasa internasional, ada beberapa hal yang harus dipenuhi.
Di antaranya adalah jumlah pengguna bahasa tersebut, mudah tidaknya suatu bahasa, dan
dukungan dari PBB (Perserikatan Bangsa Bangsa). Dengan jumlah pengguna bahasa
yakni penduduk Korea utara dan Korea selatan yang tidak banyak, dan bahasa yang
termasuk dalam kategori sulit ini maka dengan Hallyu Wave ini diharapkan
semakin bertambah banyak pengguna Bahasa Korea di dunia. Seiring berjalannya
waktu, di Indonesia sendiri khususnya di kota-kota besar banyak terdapat tempat
kursus Bahasa Korea, buku literatur tentang budaya dan Bahasa Korea, toko
dengan fashion Korea dan rumah makan Korea. Ini adalah beberapa cara untuk
menumbuhkan minat terhadap bahasa dan budaya Korea, sehingga bisa mendongkrak
popularitasnya. Untuk dukungan politik dari PBB sendiri, sepertinya Bahasa
Korea ini akan mudah diterima. Mengingat Korea selatan adalah sekutu dari
Amerika Serikat yang notabene adalah Amerika Serikat adalah salah satu dari
lima negara yang mempunyai hak veto yang menguasai PBB. Ditambah lagi dengan
masyarakat Koreanya yang bangga menggunakan bahasa nasional mereka turut
mendukung penuh Bahasa Korea menjadi bahasa internasional.
Bagaimana dengan Indonesia? Indonesia sendiri telah dipakai untuk mempersatukan lebih dari 200 juta penduduk Indonesia. Belum lagi Bahasa Indonesia
merupakan bahasa ASEAN yang anggotanya berjumlah 10 negara. Di era global ini,
Bahasa Indonesia bahkan menjadi salah satu mata pelajaran di perguruan tinggi
negara-negara lain seperti Australia, Belanda, dan Amerika Serikat. Contoh lain
seperti di KBRI Seoul Korea
Selatan tiap tahunnya diselenggarakan lomba pidato menggunakan Bahasa Indonesia
yang pesertanya khusus warga Korea Selatan. Antusiasme yang tinggi dari warga
Korea dalam mengikuti pidato Bahasa Indonesia ini menyebarkan pengaruh budaya
dan Bahasa Indonesia kepada negara lain, sekaligus menjadi bukti bahwa negara
lain pun turut menyukai Bahasa Indonesia. Jadi semakin
meluas saja pengguna Bahasa Indonesia di dunia. Dari segi mudah tidaknya suatu
bahasa, Bahasa Indonesia termasuk bahasa yang mudah dipelajari dan dipahami
oleh semua kalangan. Dalam Bahasa Indonesia tidak ada tenses, sehingga tidak
sulit berbicara menggunakan Bahasa Indonesia. Namun, dari segi kondisi
masyarakat Indonesia yang belum bangga dengan bahasanya dan lebih bangga dengan
bahasa asing ini, yang harus menjadi perhatian. Sebab untuk menjadikan Bahasa
Indonesia sebagai Bahasa Indonesia perlu dukungan penuh dari seluruh masyarakat
Indonesia. Kalau bukan masyarakat Indonesia yang bangga, lalu siapa lagi yang
akan memelihara, melestarikan bahasa ini bahkan mewujudkan Bahasa Indonesia
menjadi bahasa internasional? Untuk menjadikan Bahasa Indonesia menjadi Bahasa
Indonesia, tak cukup hanya memenuhi syarat diatas, dibutuhkan pengakuan secara
de Jure dari PBB. Oleh karena itu, perlu dukungan politik dari pemerintahan
Indonesia untuk bernegosiasi dengan PBB yang notabene dikuasai oleh Amerika
Serikat. Jadi, masih banyak peluang agar Indonesia mampu menjadi bahasa
internasional.
Di era globaliasasi yang di dalamnya terjadi asimilasi
budaya dan bahasa, tak dapat dipungkiri bila dalam interaksi tersebut
menyebabkan dampak bagi kehidupan baik positif maupun negatif. Berikut adalah dampak positif bagi kita bila
mempelajari bahasa asing:
1. Mampu meningkatkan kemampuan individu dalam berbahasa.
2. Semakin banyak pengguna bahasa misalnya bahasa Inggris, maka semakin cepat
proses pertukaran informasi, ilmu pengetahuan dan teknologi.
3. Memudahkan interaksi dalam pergaulan internasional, seperti bisnis antar
negara.
Selain dampak positif yang
ditimbulkan, terdapat pula dampak negatif yang diantaranya adalah:
1. Seorang individu mulai meremehkan pelajaran Bahasa Indonesia.
2. Rakyat Indonesia lama kelamaan akan lupa bahwa Bahasa Indonesia merupakan
bahasa persatuan.
3. Bacaan Indonesia mulai dianggap rendah.
4. Akan semakin sulit mengutarakan Bahasa Indonesia yang baik dan benar.
5. Melunturkan semangat nasionalisme dan sikap bangga atas bahasa dan budaya
sendiri.
Dengan adanya fenomena masyarakat yang belum begitu bangga dengan bahasa
dan budayanya sendiri, maka akan sulilt untuk menjadikan Bahasa Indonesia
menjadi bahasa yang mendunia. Masyarakat Indonesia perlu mencontoh sikap dari
masyarakat Korea. Mereka sangat percaya diri dan bangga dengan budayanya
sendiri, sehingga turut mendukung pemerintah untuk menjadikan Bahasa Korea
mendunia. Berikut adalah beberapa cara untuk membuat masyarakat Indonesia lebih
bangga dengan bahasa dan budayanya sendiri.
1. Menciptakan
pemerintahan yang profesional dan
konsisten. Karena para
pemimpin kita selama ini cenderung tak professional dan sering tak konsisten
dengan apa yang dikatakannya dengan apa yang dilakukannya. Mereka merupakan figur yang menjadi panutan bagi yang
dipimpinnya. Jika pemimpinnya sudah mampu menunjukan kebanggaan, keteguhan dan
tak minder dengan budaya dan
bahasanya sendiri, sepertinya tak sulit bagi masyarakat
untuk menirunya.
2. Memberikan
pembekalan pendidikan yang mengajarkan akan kebanggaan terhadap
Indonesia. Dengan membangkitkan kembali pelajaran seperti sejarah, budi pekerti
dan kewarganegaraan, setidaknya generasi penerus telah memiliki dasar yang kuat
dan memiliki wawasan kebangsaan yang mantap.
3. Media
sebagai
penyebar informasi sebaiknya membatasi penyebaran berita yang memberi dampak yang bisa mempengaruhi
mental audiennya.
Oleh karena itu diperlukan kontrol yang kuat bagi media (cetak maupun
elektronik). Membatasi bukan berarti melarang, tetapi menyaring mana yang
pantas dan tak pantas untuk diberitakan.
4. Kembangkan prestasi di berbagai sektor seperti olahraga,
seni, ekonomi, dan yang lainnya sehingga masyarakat merasakan bahwa potensi yang ada dalam bangsa
ini luar biasa, sehingga rasa bangga terhadap bangsa dan budaya makin bertambah
dan melekat dalam hati.
Dukungan pemerintah sangat diperlukan dalam mengusung dan
memperkenalkan budaya Indonesia ke negara lain di dunia. Misalnya seperti yang
dilakukan oleh Pemerintah Korea melalui Kementrian
Budaya Korea Selatan pada tahun 2000 telah mengeluarkan ”cultural policy” yang
diantaranya mengeluarkan kebijakan untuk memberlakukan pajak rendah bagi film
lokal dan juga memberikan bantuan dana untuk memproduksi film yang mengusung
budaya Korea. Bagaimana dengan Indonesia? Secara kasat mata dapat dilihat bahwa perhatian pemerintah untuk
urusan promosi budaya dan bahasa ini
masih minim. Promosi yang bertujuan memperkenalkan 'ini lho Indonesia' belum
dilakukan secara maksimal. Yang paling menyedihkan, hanya segelintir orang dari negara-negara lain yang barangkali
mengetahui tentang Indonesia, sementara sebagian besarnya bahkan tak paham di
belahan mana negara ini berada
ataupun
mengetahui budayanya. Dan yang segelintir itu pengetahuannya pasti ditolong
oleh keberadaan Bali yang sudah mendunia. Promosi tentang Indonesia tak hanya di Bali saja.
Pemerintah harusnya melek dengan perubahan zaman. Diperkirakan setelah era
globalisasi ini akan terjadi era berikutnya yaitu era pariwisata dimana setiap
orang akan menghabiskan waktu luangnya dengan mengunjungi tempat-tempat yang indah.
Melihat peluang tersebut, seharusnya Indonesia tak hanya menonjolkan Bali
sebagai tempat pariwisata, namun pemerintah harus menggali lagi potensi
pariwisata yang ada di Indonesia seperti Lombok, Raja Ampat, dan lokasi wisata
lain seperti wisata budaya mengingat masyarakat Indonesia yang terdiri dari
beragam suku, ras, agama, budaya sehingga mempunyai beragam keunikan
tersendiri. Promosi bisa juga disesuaikan dengan potensi budaya yang ada di
Indonesia misalnya saja tarian tradisional yang ditambahkan unsur modern di
dalamnya, inovasi dengan kain tradisional yang ada di Indonesia seperti batik,
tenun, kebaya lebih digali kembali misalnya dengan dibuat pakaian yang
mengikuti desain yang sedang tren atau dengan menciptakan gaya berbusana modern
yang baru dengan menggunakan kain tersebut.
Ini menjadi tugas rumah tersendiri bukan hanya untuk pemerintah
Indoensia, namun juga untuk seluruh anak bangsa, untuk memaksimalkan upaya
promosi budaya dan bahasa hingga bergaung ke seluruh dunia. Bila ada keyakinan
dan kemauan dalam hati, pasti ada banyak cara untuk menyuntikkan virus demam
Korea ke seluruh dunia. Mari memulai diri sebagai bangsa yang bangga dan
produktif menciptakan ciri khas tersendiri dalam bahasa dan budaya bangsa.
BAB III
PENUTUP
A.
Simpulan
Bahasa Korea dan Bahasa Indonesia memiliki karakteristik
yang berbeda. Karena perbedaan huruf yang digunakan, dan pola kalimat yang
berbeda, Bahasa Korea dikatakan lebih sulit daripada Bahasa Indonesia. Namun
fenomenanya saat ini, Bahasa Korea banyak diminati oleh semua kalangan
khususnya remaja. Ironisnya, masyarakat Indonesia belum bangga dengan Bahasa Indonesia
yang lebih mudah penggunaannya. Malah mereka lebih bangga menggunakan Bahasa
Korea yang jelas-jelas lebih sulit. Gencarnya Hallyu Wave dan pesatnya
perkembangan ekonomi Korea Selatan menjadi penyebab banyak orang tertarik
mempelajari bahasa tersebut.
Saat ini Bahasa Indonesia diisukan menjadi bahasa
internasional karena telah memenuhi beberapa syarat. Namun, dengan sikap
masyarakat Indonesia yang kurang bangga dengan bahasa sendiri, mempersulit
untuk mewujudkan Bahasa Indonesia menjadi bahasa internasional. Untuk membuat
masyarakat Indonesia lebih bangga, perlu dilakukan berbagai cara seperti yang
dilakukan orang Korea. Mereka sangat percaya diri dan mencintai budaya dan
bahasanya sendiri. Seluruh komponen baik masyarakat naupun pemerintah turut
mendukung promosi-promosi yang gencar dilakukan yang dikenal dengan Hallyu
Wave. Mereka mempromosikan potensi-potensi
yang ada pada bangsa mereka seperti di dunia hiburan, mereka mempromosikan
Bahasa Korea lewat film, musik, tarian, juga pariwisata. Pesatnya perkembangan
ekonomi turut mempengaruhi orang untuk tertarik mempelajari budaya mereka.
Sudah seharusnya pemerintah dan seluruh masyarakat Indonesia bersama-sama
mempromosikan dan membanggakan Bahasa Indonesia yang tak hanya menjadi bahasa
persatuan namun juga menjadi bahasa internasional seperti yang dilakukan oleh
Korea Selatan.
B.
Saran
Boleh saja kita mempelajari bahasa asing sebagai penambah
wawasan berbahasa, namun jangan sampai kita melupakan jati diri dan identitas
kita sebagai bangsa Indonesia. . Berikut
adalah saran untuk mempromosikan Bahasa Indonesia menjadi Bahasa Internasional,
sebagai berikut :
a)
Bagi pemerintah :
1. Menciptakan
pemerintahan yang profesional dan
konsisten. Karena para
pemimpin kita selama ini cenderung tak professional dan sering tak konsisten
dengan apa yang dikatakannya dengan apa yang dilakukannya. Mereka merupakan figur yang menjadi panutan bagi yang
dipimpinnya. Jika pemimpinnya sudah mampu menunjukan kebanggaan, keteguhan dan
tak minder dengan budaya dan
bahasanya sendiri, sepertinya tak sulit bagi masyarakat
untuk menirunya.
2. Memberikan
pembekalan pendidikan yang mengajarkan akan kebanggaan terhadap
Indonesia. Dengan membangkitkan kembali pelajaran seperti sejarah, budi pekerti
dan kewarganegaraan, setidaknya generasi penerus telah memiliki dasar yang kuat
dan memiliki wawasan kebangsaan yang mantap.
b)
Bagi media masa
1)
Media sebagai
penyebar informasi sebaiknya membatasi penyebaran berita yang memberi dampak yang bisa mempengaruhi
mental audiennya.
Oleh karena itu diperlukan kontrol yang kuat bagi media (cetak maupun
elektronik). Membatasi
bukan berarti melarang, tetapi menyaring mana yang pantas dan tak pantas untuk
diberitakan.
c)
Bagi masyarakat
1.
Sebaiknya kita jangan mengambil dan meniru mentah budaya negara lain,
seharusnya dipilih terlebih dahulu mana budaya positif yang sesuai dengan
kepribadian bangsa dan buang budaya negatif.
2.
Persaingan begitu kuat, maka dari itu seluruh bangsa Indonesia harus
mencintai dan membanggakan budaya dan bahasa persatuan Indonesia, karena jika
bukan kita yang mencintai dan membanggakannya, siapa lagi yang akan menjaga dan
melestarikan bahasa ini.
DAFTAR PUSTAKA
Masdhaya. 2011. Potensi Bahasa Indonesia menjadi Bahasa
Internasional. http://masdhaya.blogdetik.com/index.php/2011/01/potensi-bahasa-indonesia-menjadi-bahasa-internasional/
diakses pada tanggal 1 Februari 2015
Natalizer. 2010. Pengaruh Bahasa Asing Terhadap Bahasa. http://www.natalizer.co.cc/2010/02/pengaruh-bahasa-asing-terhadap-bahasa.html
diakses pada tanggal 20 Januari 2015
Rachmad, Edy. 2010. Bhasa
indonesia Menuju Bahasa Internasional. http://beritasore.com/2010/01/02/bahasa-indonesia-menuju-bahasa-internasional/
diakses pada tanggal 1 Februari 2015
Susandi. 2009. Bahasa dan Sastra Sebagai Identitas Bangsa
dalam Proses Globalisasi. http://susandi.wordpress.com/seputar-bahasa/bahasa-dan-sastra-sebagai-identitas-bangsa-dalam-proses-globalisasi/
diakses pada tanggal 20 Januari 2015
Widianti, Neni. (2010) Cepat Bisa! Bahasa Korea.
Yogyakarta: Pustaka Widyatama.
Yulius, Hendri. (2010) Mudah dan Lancar Belajar Bahasa
Korea untuk Pemula. Jakarta : Transmedia
_______,http://beautifulearlymorning.wordpress.com/tag/belajar-bahasa-korea/
diakses pada tanggal 1 Februari 2015
_______,http://id.wikipedia.org/wiki/Hallyu
diakses pada tanggal 1 Februari 2015
_______,http://id.wikipedia.org/wiki/Korea
diakses pada tanggal 1 Februari 2015
_______,http://www.inioke.com/Rubrikasi/873-Bangga-Dalam-Berbahasa.html
diakses pada tanggal 20 Januari 2015
_______,http://www.inioke.com/Rubrikasi/875-Demam-Korea.html
diakses pada tanggal 20 Januari 2015
_______,http://www.kursus-privat.com/bahasa-indonesia-harus-mendunia.html
diakses pada tanggal 1 Februari 2015
_______,http://www.wikipedia.org/Indonesia/indonesia/Hallyu.htm
diakses pada tanggal 20 Januari 2015
Tidak ada komentar:
Posting Komentar