Minggu, 30 Agustus 2015

laporan prakerin teknik listrik di PT. PAI



BAB I
PENDAHULUAN

1.1     Latar Belakang
Sekolah adalah sarana pembelajaran yang tujuan utamanya meningkatkan Sumber Daya Manusia. Selain itu, sekolah juga memberikan pendidikan dan wawasan yang lain. Jadi, ada dua peranan penting yang dimiliki oleh sekolah yaitu sebagai Sumber Daya Manusia dan sekaligus sebagai lembaga yang memberikan pendidikan bagi siswa. Seiring dengan adanya Era Globalisasi dan tersedia sarana-sarana pendidikan bagi siswa. Seiring dengan adanya Era Globalisasi dan tersedia sarana-sarana pendidikan yang dimiliki oleh bangsa Indonesia sekarang, maka bangsa Indonesia mengubah kurikulum lama (1994) menjadi kurikulum (2013) yaitu Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) yaitu bertujuan agar siswa mampu mencari sumber pembelajaran. Maka adanya kurikulum ini guru pembimbing hanya memberikan arahan kepada siswa tanpa harus menerangkan secara detail. Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) yang menggunakan Kurikulum Berbasis Kompetensi  (KBK) ini mempunyai program pelaksanaan yang salah satunya pembelajaran di lapangan yang dikenal dengan istilah Praktek Kerja Industri (PRAKERIN) yang pelaksanaannya di instansi pemerintah,perusahaan,maupun instansi swasta lainnya.









1.                  Tujuan Praktik Kerja Industri
a.         Meningkatkan dan memantapkan keterampilan siswa sebagai beban untuk memenuhi lapangan pekerjaan yang sesuai dengan program studi yang telah dipelajari.
b.         Mengembangkan sikap profesional siswa supaya mandiri dan dikembangkan sendiri bakat tersebut.
c.         Meningkatkan pengenalan alat-alat dan bahan-bahan serta aspek-aspek potensial dan lapangan pekerjaan.
d.        Memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengembangkan bakat sesuai dengan bidang studi.
e.         Meningkatkan untuk memperluas proses penyerapan teknologi baru pada langan pekerjaan.
f.          Memperoleh peluang masuk.
g.         Memberikant peluang masuk penempatan dan kerja sama pada instansi atau kantor.
2.                  Tujuan Penulisan Laporan Pelaksanaan  Prakerin
a.         Siswa mampu memahami, menetapakan dan mengembangkan pelajaran yang di dapatkan di sekolah kejuruan dan penerapannyadi instansi.
b.         Siswa mampu mencari alternatif pemecahan masalah yang sesuai program studi yang dipilih secara lebih luas dan mendalam yang terungkap dari karya tulis yang disusunnya.
c.         Mengumpulkan daya guna kepentingan sekolah dan diri sendiri.
d.        Menambah pembendarahan perpustakaan sekolah dan menunjang peningkatan pengetahuan siswa angkatan seanjutnya.
e.         Mengetahui kekurangan-kekurangan yang diterima di sekolah dengan adanya PRAKERIN ini.
f.          Mengembangkan penulisan secara ilmiah tentang penyusunan buku laporan PRAKERIN.

3.                  Metode Ilmu 
Bawasannya memperoleh ilmu pengetahuan teknologi yang lebih sempurna maka teori dan prakteknya adalah merupakan suatu kesatuan yang harus dilaksanakan kedua-duanya secara bersama-sama. Sesuai dengan kurikulum Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 2 Probolinggo, maka setiap siswa untuk menempuh ujian kompetensi diwajibkan membuat laporan PRAKERIN yang mana laporan tersebut harus diperoleh selama menjalankan PPRAKERIN pada perusahaan meneurut jurusan masing-masing.

a)                  Metode Observasi
Metode ini untuk mengumpulkan data-data dalam masalah teori yaitu mengamati secara langsung tiap-tiap bagian dan ketentuan-ketentuan tertentu sehingga mendapatkan ilmu pengetahuan secara jelas dan merata serta dapat menyusun data ini.

b)                  Metode Dokumenter dan Interview
Dalam metode ini kami langsung mengadakan tanya jawab dengan para pembimbing seksi maintenance, departemen alat sehubungan dengan pembuatan laporan PRAKERIN ini. Dalam bidang metode dokumenter kami menggunakan buku-buku literaturjurnal harian dan catatan yang berhubungandengan penyusunan buku laporan  PRAKERIN ini.








1.1              Uraian Umum
PT. PAMOLITE ADHESIVE INDUSTRY atau PT.PAI adalah perusahaan yang mengelola bahan mentah menjadi bahan jadi. Bahan jadi yang berupa perekat plywood dalam menyalurkan produknya.

1.                  Sejarah Perusahaan
PT. Pamolite Adhesive Industry didirikan pada tanggal 26 Nopvember 1976 dan bergerak dibidang industry perekat plywood. Berdirinya PT. PAI di Probolinggo dari Penanaman Modal Asing ( AMP ) dengan DIREKTUR DARMINSYAH DAHLIR dan pada waktu itu mesin-mesin yang digunakan didatangkan langsung dari Jepang. PT.PAI memiliki empat unit reaktor untuk Adhesive Industry dan tiga pant untuk formalin. PT.PAI sedh bekerja sama selama tiga puluh enam tahun. Dalam waktu tersebut terjadi pergantian dierektur tiga kali. Yang pertama adalah Direktur DARMINSYAH DAHLIR dan penggantinya adalah CHALIF RIZAL kemudian penggantinya sekarang adalah IMAM MARZUDI. Pada waktu Industri terdapat persaingan yang sukuptajam baik produksinya, kualitas maupun dipasarkan. Jadi selama waktu dua puluh tujuh tahun mulai tahun 1974 sampai dengan 1994 PT. PAI terus berkembang dengan baik.

2.                  VISI & MISI PT.PAI
VISI
Visi dari PT. Pamolite Adhesive Industry (PT.PAI) adalah “Menjaga kepuasan pelanggan” (Keep Costumer Satisfaction)
MISI
Misi  dari PT. Pamolite Adhesive Industry (PT.PAI) antara lain :
a)      Menyiapkan produk berkualitas (Prepare Good Quality Product)
b)      Menjaga pengiriman tepat waktu (Keep On Time Delivery)
c)      Pelayanan purna jual yang memadai (Adequate After Sales Services)

3.                  Lokasi Perusahaan
Lokasi yang ditempati meliputi pabrik yang merupakan persawahan dan menempati area seluas 3 hektar, dengan alamat Jalan Brantas KM 1 Probolinggo.Adapun pertimbangan lokasi tersebut selain terletak didalam kota juga strategis baik pengiriman maupun pengambilan barang, juaga faktor lain mempengaruhi adanya pemilihan lokasi tersebut.
Faktor itu antara lain :
A.    Tempat lokasi industri yang belum dipenuhi oleh pemukiman penduduk.
B.     Dari segi transportasi,dekat dengan jalan raya, pelabuhan dan juga stasiun.
C.     Tersedianya dengan baik tenaga kerja mengingat probolinggo.

4.                  Struktur Organisasi
Untuk melancarkan jalanya perusahaan, maka diperlukan suatu sistem yang dikenal sebagai organisasi dimana organisasi tersebut akan banyak membantu kelancaran jalannya produksi sehingga dicapai suatu hasil kerja maksimal dari setiap bagian dengan adanya struktur organisasi bisa dilihat jalur pertanggung jawaban setiap bagian. Ada segi positif dan negatif. Tipe organisasi PT.PAI ini ada kecenderungan termasuk kedakam tipe struktur organisasi garis dan organisasi staf.







5.                  Disiplin Kerja
Disiplin kerja memang perlu, karena merupakan kelangsungan kerja baik pada instansi swasta maupun pemerintahan. Maka didalam bekerja kita harus mengetahui aturan kerja yang adil atau tertib yang berlaku pada instansi tersebut.
            Adapun disiplin kerja menurut peraturan 8 jam kerja pada swasta, sedangkan pada instansi pemerintahan adalah 6 jam kerja, tetapi di PT.PAI pembagian waktu kerja dibagi menjadi tiga shift yaitu :
a.       Shift pertama 07.00 -15.00
b.      Shift kedua 15.00 – 23.00
c.       Shift ketiga 23.00 – 07.00
Dalam hal kerja juga perlu istirahat yang cukup bila tenaga yang diporsir pekerja akan jatuh akibat kurang istirahat dan tidak memenuhi peraturan yang ada. Hal ini akan menghambat pekerjanya sehingga merugikan perusahaan.

6.                  Proses Produksi
PT. PAI sebagai industri perekat menggunakan methanol sebagai bahan baku utamanya. Methanol ini dimbil dari pulau Bunu di Kalimantan dan juga diimport dari Singapura. Dalam proses industrinya PT.PAI membagi dua tahap, yaitu :
d.      Formalin Plant
e.       Adhesive Plant
Dalam proses Formalin Plant methanol dari pelabuhan dibawa ke pabrik menggunakan truk. Setelah ditampung di pabrik metahanol kemudian dipanaskan dan dimbil gasnya. Gas ini kemudian dialirkan ke reactor dan dicampur dengan kulitas ( bahan pereaksi methanol ) kemudian diambil uapnya. Selanjutnya uap ini dikondensasikan dengan air. Hasil kondensasi ini disebut formalin.

Dalam proses Adhesive Plant formalin yangsudah jadi ditambah dengan bahan urea dan bahan bantu lainnya. Bahan yang sudah tercampur kemudian dipanaskan dengan uap yng dihasilkan oleh boiler dengan temperature dan jangka waktu tertentu. Maka setelah proses tersebut akan dihasilkan perekat plywood.

7.                  Proses Kelistrikan
Listrik sangat penting dalam industri. Listrik ini digunakan untuk menggerakkan mesin-mesin produksi dan juga untuk penerangan. Dalam hal ini kelistrikan PT.PAI juga menggunakan jasa PLN dan menggunakan generator. Generator terseburt juga jarang dipakai karena PT.PAI sekarang menggunakan jasa PLN, tetapi jika menggunakan jasa PLN pasti suatusaat akan mati, dan tidak ada arus listrik yang mengalir ke PT.PAI, untuk itu generator tersebut hanya digunakan sebagai cadangan. PT.PAI memeiliki tiga unit generator yang menghasilkan listrik dengan tegengan 380 Volt. Listrik ini disalurkan ke berbagai tempat antaralain :
A.    Formalin Plant
B.     Adhesive Plant
C.     Work Shop
D.    Boiler
E.     Office
F.      Mess
G.    Penerangan Jalan
H.    Gudang



BAB II
URAIAN KHUSUS
MOTOR LISTRIK

2.1       Pengertian Motor Listrik
Motor listrik adalah alat untuk mengubah energi listrik menjadi energi mekanik. Motor listrik tersebut dapat digerakkan oleh energi listrik arus searah (sebagai contoh motor yang menggunakan tenaga baterai), atau oleh arus bolak-balik dari pusat jaringan distribusi tenaga listrik. Motor yang paling kecil dapat ditemukan di dalam sebuah arloji.
Motor listrik ukuran sedang lebih banyak ditermukan dalam sebuah industry dengan dimensi dan karakteristik yang memiliki stardardisasi yang lebih tinggi, motor-motor tersebut disesuaikan dengan fungsi dan intensitas penggunaannya oleh industry yang bersangkutan. Motor listrik yang umum digunakan di dunia Industri adalah motor listrik asinkron, dengan dua standar global yakni IEC dan NEMA. Motor asinkron IEC berbasis metrik (milimeter), sedangkan motor listrik NEMA berbasis imperial (inch) dalam aplikasi ada satuan daya dalam horsepower (hp) maupun kiloWatt (kW).
Motor listrik IEC dibagi menjadi beberapa kelas sesuai dengan efisiensi yang    dimilikinya, sebagai standar di EU, pembagian kelas ini menjadi :
A. EFF1
EFF1 adalah motor listrik yang paling efisien dan paling sedikit memboroskan tenaga.
B. EFF2
EFF2 sudah tidak boleh dipergunakan dalam lingkungan EU, sebab memboroskan bahan bakar di pembangkit listrik dan secara otomatis akan menimbulkan buangan karbon yang terbanyak, sehingga lebih mencemari lingkungan.
Standar IEC yang berlaku adalah IEC 34-1, ini adalah sebuah standar yang mengatur rotating equipment bertenaga listrik. Ada banyak pabrik elektrik motor, tetapi hanya sebagian saja yang benar-benar mengikuti arahan IEC 34-1 dan juga mengikuti arahan level efisiensi dari EU.
Banyak produsen elektrik motor yang tidak mengikuti standar IEC dan EU supaya produknya menjadi murah dan lebih banyak terjual, banyak negara berkembang manjdi pasar untuk produk ini, yang dalam jangka panjang memboroskan keuangan pemakai, sebab tagihan listrik yang semakin tinggi setiap tahunnya.
Lembaga yang mengatur dan menjamin level efisiensi ini adalah CEMEP, sebuah konsorsium di Eropa yang didirikan oleh pabrik-pabrik elektrik motor yang ternama, dengan tujuan untuk menyelamatkan lingkungan dengan mengurangi pencemaran karbon secara global, karena banyak daya diboroskan dalam pemakaian beban listrik.
Sebagai contoh, dalam sebuah industri rata-rata konsumsi listrik untuk motor listrik adalah sekitar 65-70% dari total biaya listrik, jadi memakai elektrik motor yang efisien akan mengurangi biaya overhead produksi, sehingga menaikkan daya saing produk, apalagi dengan kenaikan tarif listrik setiap tahun, maka pemakaian motor listrik EFF1 sudah waktunya menjadi keharusan.

2.2       Prinsip Kerja Motor Listrik
Pada motor listrik tenaga listrik diubah menjadi tenaga mekanik. Perubahan ini dilakukan dengan mengubah tenaga listrik menjadi magnet yang disebut sebagai elektro magnet. Sebagaimana kita ketahui bahwa : kutub-kutub dari magnet yang senama akan tolak-menolak dan kutub-kutub tidak senama, tarik-menarik. Maka kita dapat memperoleh gerakan jika kita menempatkan sebuah magnet pada sebuah poros yang dapat berputar, dan magnet yang lain pada suatu kedudukan yang tetap.








2.3       Jenis Motor Listrik
           

2.3.1    Motor Arus Searah ( DC )
Motor arus searah, sebagaimana namanya, menggunakan arus langsung yang tidak langsung/direct-unidirectional. Motor DC digunakan pada penggunaan khusus dimana diperlukan penyalaan torque yang tinggi atau percepatan yang tetap untuk kisaran kecepatan yang luas. Sebuah  motor DC yang memiliki tiga komponen utama:
A)         Kutub Medan
Secara sederhada digambarkan bahwa interaksi dua kutub magnet akan menyebabkan perputaran pada motor DC. Motor DC memiliki kutub medan yang stasioner dan dinamo yang menggerakan  bearing pada ruang diantara kutub medan.Motor DC sederhana memiliki dua kutub medan: kutub utara dan kutub selatan. Garis magnetik energi membesar melintasi bukaan diantara kutub-kutub dari utara ke selatan.Untuk motor yang lebih besar atau lebih komplek terdapat satu atau lebih elektromagnet. Elektromagnet menerima listrik dari sumber  daya dari luar sebagai penyedia struktur medan. 
B)         Dinamo
Bila arus masuk menuju dinamo, maka arus ini akan menjadi elektromagnet.Dinamo yang berbentuk silinder, dihubungkan ke as penggerak untuk menggerakan beban. Untuk kasus motor DC yang kecil, dinamo berputar dalam medan magnet yang dibentuk oleh kutub-kutub, sampai kutub utara dan selatan magnet berganti lokasi. Jika hal ini terjadi, arusnya berbalik untuk merubah kutub-kutub utara dan selatan dinamo.
C.         Commutator
Komponen ini terutama ditemukan dalam motor DC. Kegunaannya adalah untuk membalikan arah arus listrik dalam dinamo. Commutator  juga membantu dalam transmisi arus antara dinamo dan sumber daya.

Gambar Motor Listrik DC

Keuntungan utama motor DC adalah sebagai pengendali kecepatan, yang tidak mempengaruhi kualitas pasokan daya. Motor ini dapat dikendalikan dengan mengatur: 
A.                Tegangan dinamo – meningkatkan tegangan dinamo akan meningkatkan kecepatan.
B.                 Arus medan – menurunkan arus medan akan meningkatkan kecepatan.
 
Motor DC tersedia dalam banyak ukuran, namun penggunaannya pada umumnya dibatasi untuk beberapa penggunaan berkecepatan rendah. Penggunaan daya rendah hingga sedang seperti peralatan mesin dan rolling mills  sering terjadi masalah dengan perubahan arah arus listrik mekanis pada ukuran yang lebih besar . Motor tersebut dibatasi hanya untuk penggunaan di area yang bersih dan tidak berbahaya , sebab resiko percikan api pada sikatnya. Motor DC juga relatif mahal dibanding motor AC.
 



A.        Motor DC sumber daya terpisah/ Separately Excited
Jika arus medan dipasok dari sumber terpisah maka disebut motor DC sumber daya terpisah/ separately excited. 

B.        Motor DC Sumber Daya Sendiri (Self Excited: Motor Shunt) 
Pada motor  shunt, gulungan medan (medan  shunt) disambungkan secara paralel dengan gulungan dinamo. Oleh karena itu total arus dalam jalur merupakan penjumlahan arus medan dan arus dinamo. 
A.                Berikut tentang kecepatan motor shunt (E.T.E., 1997):
Kecepatan pada prakteknya konstan tidak tergantung pada beban (hingga torque tertentu setelah kecepatannya berkurang, lihat Gambar 4) dan oleh karena itu cocok untuk penggunaan komersial dengan beban awal yang rendah, seperti peralatan mesin. 
Kecepatan dapat dikendalikan dengan cara memasang tahanan dalam susunan seri dengan dinamo (kecepatan berkurang) atau dengan memasang tahanan pada arus medan (kecepatan bertambah). 



C.        Motor DC daya sendiri: motor seri
Dalam motor seri, gulungan medan (medan shunt) dihubungkan secara seri dengan gulungan dinamo. Oleh karena itu, arus medan sama dengan arus dinamo. Berikut tentang kecepatan motor seri (Rodwell International Corporation, 1997;  L.M. Photonics Ltd, 2002) :
A.                 Kecepatan dibatasi pada 5000 RPM
B.                 Harus dihindarkan menjalankan motor seri tanpa ada beban sebab motor akan mempercepat tanpa terkendali. 
            Motor-motor seri cocok untuk penggunaan yang memerlukan  torque penyalaan awal yang tinggi, seperti derek dan alat pengangkat hoist.

D.        Motor DC Kompon/Gabungan
Motor Kompon DC merupakan gabungan motor seri dan shunt. Pada motor kompon, gulungan medan (medan shunt) dihubungkan secara paralel dan seri dengan gulungan dinamo. Sehingga, motor kompon memiliki torque penyalaan awal yang bagus dan kecepatan yang stabil. Makin tinggi persentase penggabungan (yakni persentase gulungan medan yang dihubungkan secara seri), makin tinggi pula torque penyalaan awal yang dapat ditangani oleh motor ini. Contoh, penggabungan 40-50% menjadikan motor ini cocok untuk alat pengangkat hoist dan derek, sedangkan motor kompon yang standar (12%) tidak cocok.
 

2.3.2    Motor Arus Bolak-balik ( AC )
Motor arus bolak-balik menggunakan arus listrik yang membalikkan arahnya secara teratur pada rentang waktu tertentu. Motor listrik memiliki dua buah bagian dasar listrik: "stator" dan "rotor". Stator merupakan komponen listrik statis. Rotor merupakan komponen listrik berputar untuk memutar as motor.  
Keuntungan  utama motor DC terhadap motor AC adalah bahwa kecepatan motor AC lebih sulit dikendalikan. Untuk mengatasi kerugian ini, motor AC dapat dilengkapi dengan penggerak frekwensi variabel untuk meningkatkan kendali kecepatan sekaligus menurunkan dayanya. Motor induksi merupakan motor yang paling populer di industri karena kehandalannya dan lebih mudah perawatannya. Motor induksi AC cukup murah (harganya setengah atau kurang dari harga sebuah motor DC) dan juga memberikan rasio daya terhadap berat yang cukup tinggi (sekitar dua kali motor DC).

A.        Motor Sinkron

Motor sinkron adalah motor AC, bekerja pada kecepatan tetap pada sistim frekwensi tertentu. Motor ini memerlukan arus searah (DC) untuk pembangkitan daya dan memiliki torque awal yang rendah, dan oleh karena itu motor sinkron cocok untuk penggunaan awal dengan beban rendah, seperti kompresor udara, perubahan frekwensi dan generator motor. Motor sinkron mampu untuk memperbaiki faktor daya sistim, sehingga sering digunakan pada sistim yang menggunakan banyak listrik.
Komponen utama motor sinkron adalah (Gambar 7):
A.        Rotor → Perbedaan utama antara motor sinkron dengan motor induksi adalah bahwa rotor mesin sinkron berjalan pada kecepatan yang sama dengan perputaran medan magnet Hal ini memungkinkan sebab medan magnit rotor tidak lagi terinduksi. Rotor memilikimagnet permanen atau arus DC-excited, yang  dipaksa untuk mengunci pada posisi tertentu bila dihadapkan dengan medan magnet lainnya. 
B.         Stator → Stator menghasilkan medan magnet berputar yang sebanding dengan frekwensi yang dipasok. Motor ini berputar pada kecepatan sinkron, yang diberikan oleh persamaan berikut (Parekh, 2003): 
 


B.        Motor Induksi

Motor induksi merupakan motor yang paling  umum digunakan pada berbagai peralatan industri. Popularitasnya karena rancangannya yang sederhana, murah dan mudah didapat, dan dapat langsung disambungkan ke sumber daya AC.

C.        Komponen
Motor induksi memiliki dua komponen listrik utama (Gambar 8):










Motor Induksi ( Automated Buildings )

1.      Rotor 
 Motor induksi menggunakan dua jenis rotor: 
A.  Rotor kandang tupai terdiri dari  batang  penghantar tebal yang dilekatkan dalam petak-petak slots paralel. Batang-batang tersebut diberi hubungan pendek pada kedua ujungnya dengan alat cincin hubungan pendek. 
B.  Lingkaran rotor yang memiliki gulungan tiga fase, lapisan ganda dan terdistribusi. Dibuat melingkar sebanyak kutub stator.  Tiga fase digulungi kawat pada bagian dalamnya dan ujung yang lainnya dihubungkan ke cincin kecil yang dipasang pada batang as dengan sikat  yang menempel padanya.




2.      Stator
 Stator dibuat dari sejumlah  stampings dengan  slots   untuk membawa gulungan tiga fase. Gulungan ini dilingkarkan untuk sejumlah kutub yang tertentu. Gulungan diberi spasi geometri sebesar 120 derajat.

D.        Klasifikasi Motor Induksi
Motor induksi dapat diklasifikasikan menjadi dua kelompok utama (Parekh, 2003):
A.         Motor induksi satu fase
Motor  ini hanya memiliki satu gulungan  stator, beroperasi dengan pasokan daya satu fase, memiliki sebuah rotor kandang tupai, dan memerlukan sebuah alat untuk menghidupkan motornya. Sejauh ini motor ini merupakan jenis motor yang paling umum digunakan dalam peralatan rumah tangga, seperti fan angin, mesin cuci dan pengering pakaian, dan untuk penggunaan hingga 3 sampai 4 Hp. 
B.          Motor induksi tiga fase
Medan magnet yang berputar dihasilkan oleh pasokan tiga fase yang seimbang.  Motor tersebut memiliki kemampuan daya yang tinggi, dapat memiliki kandang tupai atau gulungan rotor (walaupun 90% memiliki rotor kandang tupai); dan penyalaan sendiri. Diperkirakan bahwa sekitar 70% motor di industri  menggunakan jenis ini, sebagai contoh, pompa, kompresor, belt conveyor, jaringan listrik , dan grinder.Tersedia dalam ukuran 1/3 hingga ratusan Hp. 

E.        Kecepatan Motor Induksi 
Motor induksi bekerja sebagai  berikut. Listrik dipasok ke stator yang akan menghasilkan medan magnet. Medan magnet ini bergerak dengan kecepatan sinkron disekitar rotor. Arus rotor menghasilkan medan magnet kedua,  yang berusaha untuk melawan medan magnet stator, yang menyebabkan rotor berputar.  
Walaupun begitu, didalam prakteknya motor tidak pernah bekerja pada kecepatan sinkron namun pada “kecepatan dasar”  yang lebih rendah. Terjadinya perbedaan antara dua kecepatan tersebut disebabkan adanya “slip atau geseran” yang meningkat dengan meningkatnya beban. Slip hanya terjadi pada motor induksi. Untuk menghindari slip dapat dipasang sebuah cincin geser atau slip ring, dan motor tersebut dinamakan “motor cincin geser atau slip ring motor”.
Persamaan berikut dapat digunakan untuk menghitung persentase  slip atau geseran (Parekh, 2003):




Dimana:
Ns = kecepatan sinkron dalam RPM
Nb = kecepatan dasar dalam RPM

F.         Hubungan Antara Beban, Kecepatan dan Torque
Gambar 9 menunjukan grafik torque-kecepatan motor induksi AC tiga fase dengan arus yang sudah ditetapkan. Bila motor (Parekh, 2003):
A.  Mulai menyala ternyata terdapat arus nyala awal yang tinggi dan  torque  yang rendah (“pull-up torque”). 
B. Mencapai 80% kecepatan penuh, torque berada pada tingkat tertinggi (“pullout torque”) dan arus mulai turun. 
C.     Pada kecepatan penuh, atau kecepatan sinkron, arus torque dan stator turun ke nol. 


2.4       Motor 3 Phase


Motor AC 3 phase bekerja dengan memanfaatkan perbedaan fasa sumber untuk menimbulkan gaya putar pada rotornya. Jika pada motor AC 1 phase untuk menghasilkan beda phase diperlukan penambahan komponen Kapasitor , pada motor 3 phase perbedaan phase sudah didapat langsung dari sumber seperti terlihat pada gambar arus 3 phase berikut ini:
Grafik arus 3 phase

Pada gambar di atas, arus 3 phase memiliki perbedaan phase 60 derajat antar phasenya. Dengan perbedaan ini, maka penambahan kapasitor tidak diperlukan.

2.4.1    Konstruksi Motor Listrik 3 Fasa
Motor induksi tiga fasa memiliki dua komponen dasar yaitu stator dan rotor, bagian rotor dipisahkan dengan bagian stator oleh celah udara yang sempit (air gap) dengan jarak antara 0,4 mm sampai 4 mm. Tipe dari motor induksi tiga fasa berdasarkan lilitan pada rotor dibagi menjadi dua macam yaitu rotor belitan (wound rotor) adalah tipe motor induksi yang memiliki rotor terbuat dari lilitan yang sama dengan lilitan statornya dan rotor sangkar tupai (Squirrel-cage rotor) yaitu tipe motor induksi dimana konstruksi rotor tersusun oleh beberapa batangan logam yang dimasukkan melewati slot-slot yang ada pada rotor motor induksi, kemudian setiap bagian disatukan oleh cincin sehingga membuat batangan logam terhubung singkat dengan batangan logam yang lain.

Kontruksi motor listrik 3 phase

2.4.2    Prinsip Kerja Motor Listrik 3 Fasa
Apabila sumber tegangan 3 fase dipasang pada kumparan stator, akan timbul medan putar dengan kecepatan seperti rumus berikut :

Ns = 120 f/P
dimana:
Ns = Kecepatan Putar
f  = Frekuensi Sumber
P = Kutub motor

        Medan putar stator tersebut akan memotong batang konduktor pada rotor. Akibatnya pada batang konduktor dari rotor akan timbul GGL induksi. Karena batang konduktor merupakan rangkaian yang tertutup maka GGL akan menghasilkan arus (I). Adanya arus (I) di d alam medan magnet akan menimbulkan gaya (F) pada rotor. Bila kopel mula yan g dihasilkan oleh gaya (F) pada rotor cukup besar untuk memikul kopel beban, rotor akan berputar searah dengan medan putar stator. GGL induksi timbul karena terpoton gn ya batang konduktor (rotor) oleh medan putar stator. Artinya agar GGL induksi tersebut timbul, diperlukan adanya perbedaan relatif antara kecepatan medan putar stator (ns) dengan kecepatan berputar rotor (nr). Perbedaan kecepatan antara nr dan ns disebut slip (s), dinyatakan dengan S= (ns- nr) atau ns. Bila nr = ns, GGL induksi tidak akan timbul dan arus tidak mengalir pada batang konduktor (rotor), dengan demikian tidak dihasilkan kopel. Dilihat dari cara kerjanya, motor induksi disebut juga sebagai motor tak serempak atau asinkron.

2.4.3        Keuntungan dan Kerugian Motor 3 Fasa
A.                 Keuntungan motor 3 fasa : 
a) Konstruksi sangat kuat dan sederhana terutama bila motor dengan rotor  sangkar.
b) Harganya relatif murah dan kehandalannya tinggi.
c) Effesiensi relatif tinggi pada keadaan normal, tidak ada sikat sehingga rugi gesekan kecil.
d) Biaya pemeliharaan rendah karena pemeliharaan motor hampir tidak diperlukan. 

B.                 Kerugian Penggunaan Motor Induksi:
a) Kecepatan tidak mudah dikontrol 
b) Power faktor rendah pada beban ringan 
c) Arus start biasanya 5 sampai 7 kali dari arus nominal

2.4.4    Pengasutan Motor Listrik 3 Fasa
Pengasutan merupakan metoda penyambungan kumparan-kumparan dalam motor 3 phase. Ada 3 model penyambungan kumparan pada motor 3 phase:
a). Sambungan Bintang/Star/Y
b). Sambungan Segitiga/Delta
c). Sambungan Star Delta



A.       Sambungan Bintang /Star/Y

Sambungan bintang dibentuk dengan menghubungkan salah satu ujung dari ketiga kumparan menjadi satu. Ujung kumparan yang digabung tersebut menjadi titik netral, karena sifat arus 3 phase yang jika dijumlahkan ketiganya hasilnya netral atau nol.  


B.        Sambungan Segitiga/Delta
Sambungan delta atau segitiga didapat dengan menghubungkan kumparan-kumparan motor sehingga membentuk segitiga.  Pada sambungan delta tegangan kumparan = tegangan antar phase akan tetapi arus jaringan sebesar √3 arus line.

C.                Sambungan Star Delta
Sambungan Star Delta ialah sirkuit yang paling sering dipakai buat mengoperasikan motor tiga phase karena memiliki cukup besar daya. Untuk menggerakkan motor tersebut memang diperlukan daya awal yg besar, serta dengan jenis rangkaian ini dimana rangkaian star dipakai hingga semuanya menjadi stabil akan rangkaiannya dirubah jadi delta.Rangkaian Star Delta banyak komponen konektor dan timer. Timer tersebut dipakai untuk mengatur waktu berubahnya rangkaian dari star menjadi rangkaian delta, yaitu diantara lima hingga sepuluh detik. Kemudian ada yang namanya Termal Over-Load Relay atau disingkat TOL. Guna dari TOL adalah untuk memotong rangkaian hingga motor menjadi berhenti jika terjadi kelebihan beban.
Rangkaian Star Delta  juga memiliki fungsi lainnya yaitu mengurangi jumlah arus start disaat motor untuk pertama kalinya dihidupkan. Karena fungsi inilah, star delta paling banyak digunakan pada system starting di motor-motor listrik. Pemakaian rangkaian ini akan mengurangi lonjakan arus-listrik pada saat motor di starter. Prinsip kerjanya adalah dengan membuat star awal menjadi tidak dikenakan tegangan secara penuh, yaitu dengan cara dihubungkan dengan star. Kemudian saat motor telah berputar serta arus menjadi menurun, fungsi timer pun berjalan yang akan memindakan dengan otomatis rangkaian menjadi delta. Dengan berubahnya menjadi delta, maka arus yang melalui motor akan menjadi penuh.
Sebagai contoh, dibawah ini skema star delta yg memakai rangkaian kontrol yang digunakan pada motor-AC Induksi Tiga Frase.
Terlihat pada rangkaian diatas bahwa komponen yang dipakai tuk menyalakan rangkaian adalah PB ON. Sebaliknya, komponen yang dipakai untuk membuat OFF rangkaian adalah PB1. Prinsip kerjanya adalah bila tombol pada PB ON ditekan, maka akan menghidupkan K3, T1, dan K1. Nah, tombol pada K1 No berfungsi untuk mengunci, jadi walaupun PO ON dimatikan akan membuat K3; T1 serta K1 tetap hidup. Prinsip kerja demikianlah yang disebut dengan konfigurasi star.
Setelah konfigurasi star berjalan, T1 dengan otomatis akan menghitung nilai dari timer yang telah mencapai target. Disaat K1 telah sampai ke target, akan menyebabkan tombol T1 No menjadi hidup.  Bila semua berjalan dengan baik, K3 menjadi mati kemudian K2 menjadi hidup. Konfigurasi Delta lah merupakan nama dari sistem kerja motor ini.
Kotak K2 NC serta K3 NC memiliki manfaat untuk interclock, yaitu bisa memberitahukan keadaan konektor star & delta yang aktif dengan cara bergantian. Demikianlah ringkasan mengenai rangkaian star delta.

2.5       Kerusakan pada Motor Listrik ( 3 Phase )
Kerusakan motor kebanyakan disebabkan oleh al 5 factor :
1.         Panas
2.         Kotor
3.         Lembab
4.         Vibrasi
5.         Kwalitas supply listrik

Dengan fokus pada faktor tsb. dapatlah di eliminir : jumlah kerusakan, kerugian, ongkos,maintenance. Dibagi menurut asal sebab kerusakan :
· kerusakan dari luar motor : kwalitas masukan tenaga listrik, misalignment,  kondisi lingkugan panas/lembab/tidak ada ventilasi, kondisi beban
· kerusan dari dalam motor : aging/penuaan, degradasi.Atau
· Kerusakan karena listrik :
· Kerusakan mekanis.

A.                Panas /Over-Heating
Penyebab terbesar kerusakan motor sehingga motor tidak dapat mencapai umur pakai yang seharusnya ialah “over-heating atau panas berlebihan”, Setiap mengalami Kenaikan temperature 10 derajat, dari temperature normalnya, berakibat memotong umur motor 50% , meskipun kenaikan terjadi hanya sementara. Sebab over-heating adalah :

a) Memilih motor terlalu kecil, sehingga motor harus menderita over-current,  berarti kondisi operasinya lebih panas. Tetapi jika memilh motor terlalu besar berakibat pemakaian listrik tidak efisien berarti pemborosan.
b) Sistem starting, kebanyakan motor dipasang dengan “direct starting” . sistem ini menimbulkan arus Starting-current terlampau besar (5 kali lebih), sehingga menimbulkan panas yang besar, lebih2 jika sering start-stop. Untuk itu perlu dipasang sistem start al: star-delta, fluid-couplig, pengubah-frequensi, dll
c) Start-stop terlalu sering tanpa memperhartikan jedah antar waktu start sangat menimbulkan kerusakan. (lihat tabel minmum jedah waktu)
d) Environment - ambient temperature tinggi,, mengakibatkan operating temperture motor lebih tinggi dari seharusnya.
e) Ventilasi ruang kurang bagus menimbulkan symtem pendinginan motor tidak     baik. Mengakibatkan operating temperature motor naik.
f) Kondisi motor: fan rusak, body motor kotor, saluran pendingin buntu/kotor dll. Mengganggu penginan.
g) Kondisi beban : kopling misaligment, beban terlalu besar, beban tidak normal.

B.                 Kotor
            Debu / Kotoran yg terakumulasi akan merusak komponen listrk maupun mekanical. Umumnya terakumulasi pada permukaan badan motor , saluran pendinginan, fin, fan mengakibatkan pendinginan terganngu dan panasan motor berlebih. Motor type ODP , kotoran debu masuk dan terkumpul kedalam winding menimbulkan kerusakan isolasi / winding.
C.                Moisture / lembab
            Lembab atau embun juga merusak komponen listrik dan mekanikal, yang mengakibatkan pengkaratan pada poros, bearing, rotor, stator, laminasi. Jika penetrasi ke isolasi mengkaibatkan degradasi isolasi dan rusak.
D.                Vibrasi
            Vibrasi merupakan indikasi bahwa kondisi motor sedang mengalami masalah. Besar Vibrasi yang melebih harga yang diijinkan dapat menyebabka kerusakan yang lebih parah. Sumber vibrasi dpat dari motor atau dari mesin yang digerakan (load) bahkan mungki juga dari kedua2nya.
Sebab vibrasi a.l dari kondisi :
a) Misalignment motor terhadap load (mesin yang digerakan),
b) Kendor pada fondasi nya Motor atau load
c) Kondisi Soft-foot pada fondasi nya Motor atau load
d) Rotor unbalance ( Motor atau load)
e) Bearing aus atau rusak, meyebabkan poros berputar tidak sentris.
f) Akumulasi karat atau kotoran pada komponen putar (rotor)
g) Sewaktu memasang rotor/bearing motor sehabis overhaul/rewinding tidak  aligment.

E.        Kualitas Listrik
            Kwalitas suply tenaga sangat menentukan umur motor listrik, hal-hal yang harus dihindari  antara lain :
a) Voltage sering naik -turun melebihi harga toleransi, under/over voltage dapat menimbulakan overheating didalam winding, berakibat umur motor menjadi pendek.
b) Voltage spike akibat power swicthing atau serangan halilintar (lightning strikes) juga menyebabkan kerusakan isolasi winding.
c) Voltage 3 phase tidak balance melebihi harga toleransi, sering terjadi sebagai sebab kerusakan winding.
d) Pemilihan pelumas harus sesuai specifikasi, penggantian/penambahan dilakukan dan terjadwal dengan baik.
e) Pemilihan dan pemeliharaan kopling sama pentingnya dengan komponen lain.
f) Seting bearing dan komponen lain harus sesuai dengan standard. Setelah kita mengetahui beberapa sebab kerusakan, kita dapat merencanakan program pemeliharaan dan langkah pelaksanaan yang sesuai.





2.5    PENGKAJIAN MOTOR LISTRIK

2.5.1    Efisiensi Motor Listrik
Efisiensi motor ditentukan oleh kehilangan dasar yang dapat dikurangi hanya oleh perubahan pada rancangan motor dan kondisi operasi. Kehilangan dapat bervariasi dari kurang lebih dua persen hingga 20 persen. Tabel 1 memperlihatkan jenis kehilangan untuk motor induksi.
  Efisiensi motor dapat didefinisikan sebagai “perbandingan keluaran daya motor yang dirgunakan terhadap keluaran daya totalnya.” 
Faktor-faktor yang mempengaruhi efisiensi adalah: 
A.                Usia => Motor baru lebih efisien. Kapasitas => Sebagaimana pada hampir kebanyakan peralatan, efisiensi  motor            meningkat dengan laju kapasitasnya. 
B.                 Kecepatan => Motor dengan kecepatan yang lebih tinggi biasanya lebih efisien. 
C.                  Jenis. Sebagai contoh, motor kandang tupai biasanya lebih efisien daripada motor cincin-geser
D.                Suhu motor yang didinginkan oleh fan dan tertutup total (TEFC) lebih efisien daripada motor screen protected drip-proof (SPDP).
E.                 Penggulungan ulang motor dapat mengakibatkan penurunan efisiensi 
F.                  Beban, seperti yang dijelaskan dibawah 
            Terdapat hubungan yang jelas  antara efisiensi motor dan  beban. Pabrik motor membuat rancangan motor untuk beroperasi pada beban 50-100% dan akan paling efisien pada beban 75%. Tetapi, jika beban turun dibawah 50% efisiensi turun dengan cepat. Mengoperasikan motor dibawah laju beban 50% memiliki dampak pada faktor dayanya. Efisiensi motor yang tinggi dan faktor daya yang mendekati 1 sangat diinginkan untuk operasi yang efisien dan untuk menjaga biaya rendah untuk seluruh pabrik, tidak hanya untuk motor. 
Untuk alasan ini maka dalam mengkaji kinerja motor akan bermanfaat bila menentukan beban dan efisiensinya. Pada hampir kebanyakan negara, merupakan persyaratan bagi fihak pembuat untuk menuliskan efisiensi beban penuh pada pelat label motor. Namun demikian,bila motor beroperasi untuk waktu yang cukup lama, kadang-kadang tidak mungkin untuk mengetahui efisiensi tersebut sebab pelat label motor kadangkala sudah hilang atau sudah dicat.  
Untuk mengukur efisiensi motor, maka motor  harus dilepaskan sambungannya dari beban dan dibiarkan untuk melalui serangkaian uji. Hasil dari uji tersebut kemudian dibandingkan dengan grafik kinerja standar yang diberikan oleh pembuatnya.
 
Nilai efisiensi disediakan untuk: 
A.                 Motor dengan efisiesi standar 900, 1200, 1800 dan 3600 rpm 
ƒ  B.        Motor yang berukuran antara 10 hingga 300 HP
C.        Dua jenis motor: motor anti menetes terbuka/ open drip-proof (ODP) dan motor yang didinginkan oleh fan dan tertutup total/ enclosed fan-cooled motor (TEFC)
ƒ  D.        Tingkat beban 25%, 50%, 75% dan 100%

2.5.2    Beban motor 

A.        Mengapa mengkaji beban motor 
 Karena sulit untuk mengkaji efisiensi motor pada kondisi operasi yang normal, beban motor dapat diukur  sebagai indikator efisiensi motor. Dengan meningkatnya beban, faktor daya dan efisinsi motor bertambah sampai nilai optimumnya pada sekitar beban penuh. 



B. Bagaimana mengkaji beban motor 
         Persamaan berikut digunakan untuk menentukan beban: 

Dimana, 
η = Efisiensi operasi motor dalam %
HP = Nameplate untuk Hp
Beban = Daya yang keluar sebagai % laju daya
Pi = Daya tiga fase dalam kW

Survei beban motor dilakukan untuk mengukur beban operasi berbagai motor di seluruh pabrik. Hasilnya digunakan untuk mengidentifikasi motor yang terlalu kecil. (mengakibatkan motor terbakar) atau terlalu besar (mengakibatkan ketidak efisiensian). US DOE merekomendasikan untuk melakukan survei beban motor yang beroperasi lebih dari 1000 jam per tahun.  
Terdapat tiga metode untuk menentukan beban motor bagi motor yang beroperasi secara individu: Pengukuran daya masuk. Metode ini menghitung beban sebagai perbandingan antara daya masuk (diukur dengan alat analisis daya) dan nilai daya pada pembebanan 100%. Pengukurann jalur arus. Beban ditentukan dengan membandingkan amper terukur (diukur dengan alat analisis daya) dengan laju amper. Metode ini digunakan bila faktor daya tidak dketahui dan hanya nilai amper yang tersedia. Juga direkomendasikan untuk menggunakan metode ini bila persen pembebanan kurang dari 50% Metode Slip. Beban ditentukan dengan membandingkan slip yang terukur bila motor beroperasi dengan slip untuk motor dengan beban penuh. Ketelitian metode ini terbatas namun dapat dilakukan dengan hanya penggunaan tachometer (tidak diperlukan alat analisis daya).  Karena pengukuran daya masuk merupakan metode yang paling umum digunakan, maka hanya metode ini yang dijelaskan untuk motor tiga fase. 

C. Pengukuran daya masuk 
Beban diukur dalam tiga tahap. 
 Tahap 1. Menentukan daya masuk dengan menggunakan persamaan berikut: 
Dimana,
Pi = Daya tiga fase dalam kW
V = RMS (akar kwadrat rata-rata) tegangan, nilai tengah garis ke garis 3 fase 
I = RMS arus, nilai tengah 3 fase 
PF = Faktor daya dalam desimal

Alat analisis daya dapat mengukur nilai daya secara langsung. Industri yang tidak memiliki alat analisis daya dapat menggunakan  multi-meters  atau  tong-testers  untuk mengukur tegangan, arus dan faktor daya untuk menghitung daya yang masuk. 

Tahap 2. Menentukan nilai daya dengan mengambil nilai pelat nama/nameplate atau dengan menggunakan persamaan sebagai berikut: 
Dimana,
Pr = Daya masuk pada beban penuh dalam kW 
HP = Nilai Hp pada nameplate
ηr = Efisiensi pada beban penuh (nilai pada nameplate atau dari tabel efisiensi
motor) 
Dimana,
Beban = Daya keluar yang dinyatakan dalam % nilai daya
Pi = Daya tiga fase terukur dalam kW
Pr = Daya masuk pada beban penuh dalam kW

2.6. PELUANG EFISIENSI ENERGI 
Bagian ini menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja motor listrik.

2.6.1 Mengganti motor standar dengan motor yang energinya efisien 
Motor yang berefisiensi tinggi dirancang  khusus untuk meningkatkan efisiensi energi dibanding dengan motor standar. Perbaikan desain difokuskan pada penurunan kehilangan mendasar dari motor termasuk penggunaan baja silikon dengan tingkat kehilangan yang rendah, inti yang lebih panjang (untuk meningkatkan bahan aktif), kawat yang lebih tebal (untuk menurunkan tahanan), laminasi yang lebih  tipis, celah udara antara stator dan rotor yang lebih tipis, batang baja pada rotor sebagai pengganti alumunium,  bearing  yang lebih bagus dan fan yang lebih kecil, dll. 

Motor dengan energi yang efisien mencakup kisaran kecepatan dan beban penuh yang luas.Efisiensinya 3% hingga 7% lebih tinggi dibanding dengan motor standar sebagaimana ditunjukkan dalam Gambar 12. Tabel 2 menggambarkan peluang perbaikan yang sering digunakan pada perancangan motor yang efisien energinya. 


Sebagai hasil dari modifikasi untuk meningkatkan kinerja, biaya untuk motor yang energinya efisien lebih besar daripada biaya untuk motor standar. Biaya yang lebih tinggi seringkali akan terbayar kembali dengan cepat melalui penurunan biaya operasi, terutama pada penggunaan baru atau pada penggantian motor yang masa pakainya sudah habis. Akan tetapi untuk penggantian motor yang ada yang belum  habis masa pakainya dengan motor yang efisien energinya, tidak selalu layak secara finansial, oleh karena itu direkomedasikan untuk mengganti dengan motor yang efisien energinya  hanya jika motor-motor tersebut sudah rusak.                                                 

2.6.2 Menurunkan pembebanan yang kurang (dan menghindari motor yang ukurannya berlebih/ terlalu besar) 

Sebagaimana dijelaskan dalam bab 3, beban yang kurang akan meningkatkan kehilangan motor dan menurunkan efisiensi motor dan  faktor daya. Beban yang kurang mungkin merupakan penyebab yang paling umum ketidakefisiensian dengan alasan-alasan: 
a)      Pembuat peralatan cenderung menggunakan faktor keamanan yang besar bila memilih motor. 
b)      Peralatan kadangkala digunakan dibawah kemampuan yang semestinya. Sebagai contoh, pembuat peralatan mesin memberikan nilai motor untuk kapasitas alat dengan beban penuh. Dalam prakteknya, pengguna sangat jarang membutuhkan kapasitas penuh ini, sehingga mengakibatkan hampir selamanya operasi dilakukan dibawah nilai beban.  
c)      Dipilih motor yang besar agar mampu mencapai keluaran pada tingkat yang dikehendaki, bahkan jika tegangan masuk rendah dalam keadaan tidak normal. 
d)     Dipilih motor yang besar untuk penggunaan yang memerlukan  torque  penyalaan awal yang tinggi akan tetapi lebih baik bila digunakan motor yang lebih kecil  yang dirancang dengan torque tinggi. 

Ukuran motor harus dipilih berdasarkan pada evaluasi beban dengan hati-hati. Namun bila mengganti motor yang ukurannya berlebih dengan motor yang lebih kecil, juga penting untuk mempertimbangkan potensi pencapaian efisiensi. Motor yang besar memiliki efisiensi yang lebih tinggi daripada motor yang lebih kecil. Oleh karena itu, penggantian motor yang beroperasi pada kapasitas 60  – 70% atau lebih tinggi biasanya tidak direkomendasikan.
Dengan kata lain tidak ada aturan yang ketat yang memerintahkan pemilihan motor dan potensi penghematan perlu dievaluasi dengan dasar kasus per kasus. Contoh, jika motor yang lebih kecil merupakan motor yang efisien energinya sedangkan motor yang ada tidak, maka efisiensi dapat meningkat. 
Untuk motor yang beroperasi konstan pada beban dibawah 40% dari nilai kapasitasnya, pengukuran yang murah dan efektif dapat dioperasikan dalam mode bintang. Perubahan dari operasi standar delta ke operasi bintang meliputi penyusunan kembali pemasangan kawat masukan daya tiga fase pada kotak terminal.
Mengoperasikan dalam mode bintang akan menurunkan tegangan dengan faktor ‘√3’. Motor diturunkan ukuran listriknya dengan operasi mode bintang, namun karakteristik kinerjanya sebagai fungsi beban tidak berubah. Jadi, motor dalam mode bintang memiliki efisiensi dan faktor daya yang lebih tinggi bila beroperasi pada beban penuh daripada beroperasi pada beban sebagian dalam mode delta.
Bagaimanapun, operasi motor pada mode bintang memungkinkan hanya untuk penggunaan dimana permintaan torque ke kecepatannya lebih rendah  pada beban yang berkurang. Disamping itu, perubahan ke mode bintang harus dihindarkan jika motor disambungkan ke fasilitas produksi dengan keluaran yang berhubungan dengan kecepatan motor (karena kecepatan motor berkurang pada mode bintang). Untuk penggunaan untuk kebutuhan torque awal yang tinggi dan torque yang berjalan rendah, tersedia starter Delta-Bintang yang dapat membantu mengatasi torque awal yang tinggi. 

2.6.3   Ukuran motor untuk beban yang bervariasi 
Motor industri seringkali beroperasi pada kondisi beban yang bervariasi karena permintaan proses. Praktek yang umum dilakukan dalam situasi seperti ini adalah memilih motor berdasarkan beban antisipasi tertinggi. Namun hal ini membuat motor lebih mahal padahal motor hanya akan beroperasi pada kapasitas penuh untuk jangka waktu yang pendek, dan beresiko motor bekerja pada  beban rendah.
Alternatfnya adalah memilih motor berdasarkan kurva lama waktu pembebanan untuk penggunaan khusus. Hal ini berarti bahwa nilai motor yang dipilih sedikit lebih rendah daripada beban antisipasi tertinggi dan sekali-kali terjadi beban berlebih untuk jangka waktu yang pendek. Hal ini memungkinkan, karena motor memang dirancang dengan faktor layanan (biasanya 15% diatas nilai beban) untuk menjamin bahwa motor yang bekerja diatas nilai beban sekali-sekali tidak akan menyebabkan kerusakan yang berarti.  
Resiko terbesar adalah pemanasan berlebih pada motor, yang berpengaruh merugikan pada umur motor dan efisiensi dan meningkatkan biaya operasi. Kriteria dalam memilih motor adalah bahwa kenaikan suhu rata-rata  diatas siklus operasi aktual harus tidak lebih besar dari kenaikan suhu pada operasi beban penuh  yang berkesinambungan (100%). Pemanasan berlebih dapat terjadi  dengan: 
a)                  Perubahan beban yang ekstrim, seperti seringnya jalan/berhenti,  atau tingginya beban awal. 
b)                  Beban berlebih yang sering dan/atau dalam jangka waktu yang lama 
c)                  Terbatasnya kemampuan motor dalam mendinginkan, contoh pada lokasi yang tinggi, dalam lingkungan yang panas atau jika motor tertutupi atau kotor. 

Jika beban bervariasi terhadap waktu, metode pengendalian kecepatan dapat diterapkan sebagai tambahan terhadap ukuran motor yang tepat (lihat bagian 4.8). 

2.6.4   Memperbaiki kualitas daya
Kinerja motor dipengaruhi oleh kualitas daya yang masuk,  yang ditentukan oleh tegangan dan frekuensi aktual dibandingkan dengan nilai dasar. Fluktuasi dalam tegangan dan frekuensi yang lebih besar daripada nilai yang diterima memiliki dampak yang merugikan pada kinerja motor. Tabel 6 menampilkan  pengaruh umum dari variasi tegangan dan frekuensi pada kinerja motor.  

Ketidakseimbangan tegangan bahkan dapat lebih merugikan terhadap kinerja motor dan terjadi apabila tegangan tiga fase dari motor tiga fase tidak sama. Hal ini biasanya disebabkan oleh perbedaan pasokan tegangan untuk setiap fase pada tiga  fase. Dapat juga diakibatkan dari penggunaan kabel dengan ukuran yang berbeda pada sistim distribusinya. Contoh dari pengaruh ketidakseimbangan tegangan pada kinerja motor ditunjukkan dalam Tabel 7. 
ƒ  Tegangan masing-masing fase pada sistim tiga fase besarannya harus sama, simetris, dan dipisahkan oleh sudut 120°. Keseimbangan fase harus 1% untuk menghindarkan penurunan daya motor dan gagalnya garansi pabrik pembuatnya. Beberapa faktor dapat mempengaruhi kesetimbangan tegangan: beban fase tunggal pada setiap satu fase, ukuran kabel yang berbeda, atau kegagalan pada sirkuit. Ketidakseimbangan sistim meningkatkan kehilangan pada sistim distribusi dan menurunkan efisiensi motor. 



Ketidakseimbangan tegangan dapat diminimalisir dengan: 
a)              Menyeimbangkan setiap beban fase tunggal diantara seluruh tiga fase 
b)             Memisahkan setiap beban fase tunggal yang mengganggu keseimbangan beban dan umpankan dari jalur/trafo terpisah 

2.6.5   Penggulungan Ulang
Penggulungan ulang untuk motor yang terbakar sudah umum dilakukan oleh industri. Jumlah motor yang sudah digulung ulang di beberapa industri lebih dari 50% dari jumlah total motor.Pegulungan ulang motor yang dilakukan dengan  hati-hati kadangkala dapat menghasilkan motor dengan efisiensi yang sama dengan sebelumnya. Pegulungan ulang dapat mempengaruhi sejumlah faktor yang berkontribusi terhadap memburuknya efisiensi motor: desain  slot  dan gulungan, bahan gulungan, kinerja pengisolasi, dan suhu operasi. Sebagai contoh, bila panas diterapkan pada pita gulungan lama maka pengisolasi diantara laminasinya dapat rusak, sehingga meningkatkan kehilangan arus eddy. Perubahan dalam celah udara dapat mempengaruhi faktor daya dan keluaran torque.  
Walau begitu, jika dilakukan dengan benar, efisiensi motor dapat terjaga setelah dilakukan pegulungan ulang, dan dalam beberapa kasus, efisiensi bahkan dapat ditingkatkan dengan cara mengubah desain pegulungan. Dengan menggunakan kawat yang memiliki penampanglintang yang lebih besar, ukuran slot yang diperbolehkan, akan mengurangi kehilangan stator sehingga akan meningkatkan efisiensi. Walau demikian, direkomendasikan untuk menjaga desain motor orisinil selama pegulungan ulang, kecuali jika ada alasan yang berhubungan dengan beban spesifik untuk mendesain ulang.  
Dampak dari pegulungan ulang pada efisiensi motor dan faktor daya dapat dikaji dengan mudah jika kehilangan motor tanpa beban diketahui pada sebelum dan sesudah pegulungan ulang. Informasi kehilangan tanpa beban dan kecepatan tanpa beban dapat ditemukan pada dokumentasi motor yang diperoleh pada saat pembelian. Indikator keberhasilan pegulungan ulang adalah perbandingan arus dan tahanan stator tanpa beban per fase motor yang digulung ulang dengan arus dan tahanan stator orisinil tanpa beban pada tegangan yang sama.  
Paad saat menggulung ulang motor perlu mempertimbangkan hal-hal berikut: 
a)                  Gunakan perusahaan yang bersertifikasi ISO  9000 atau anggota dari Assosasi Layanan Peralatan Listrik. 
b)                  Ukuran motor kurang dari 40 HP dan usianya lebih dari 15 tahun (terutama motor yang sebelumnya sudah digulung ulang) sering memiliki efisiensi yang lebih rendah daripada model yang tersedia saat ini yang efisien energinya. Biasanya yang terbaik adalah menggantinya. Hampir selalu terbaik mengganti motor biasa dengan beban dibawah 15 HP. 
c)                  Jika biaya pegulungan ulang melebihi 50% hingga 65% dari harga motor baru yang efisien energinya, lebih baik membeli motor yang baru, karena meningkatnya kehandalan dan efisiensi akan dengan cepat menutupi pembayaran harga motor. 

2.6.6   Koreksi faktor daya dengan memasang kapasitor  
Sebagaimana sudah dikenal sebelumnya, karakteristik motor induksi adalah faktor dayanya yang kurang dari satu, menyebabkan efisiensi keseluruhan yang lebih rendah (dan biaya operasi keseluruhan yang lebih tinggi) untuk seluruh sistim listrik pabrik. 
Kapasitor yang disambung secara paralel (shunt) dengan motor kadangkala digunakan untuk memperbaiki faktor daya. Kapasitor tidak akan memperbaiki faktor daya motor itu sendiri akan tetapi terminal starternya dimana tenaga dibangkitkan atau didistribusikan.
Manfaat dari koreksi faktor daya meliputi penurunan kebutuhan kVA (jadi mengurangi biaya kebutuhan utilitas), penurunan kehilangan I2R pada kabel di bagian hulu kapasitor (jadi mengurangi biaya energi), berkurangnya  penurunan tegangan pada kabel (mengakibatkan pengaturan tegangan meningkat), dan kenaikan dalam efisiesi keseluruhan sistim listrik pabrik.  
Ukuran kapasitor tergantung pada kVA reaktif tanpa beban (kVAR) yang ditarik oleh motor. Ukuran ini tidak boleh melebihi 90% dari kVAR motor tanpa beban, sebab kapasitor yang lebih tinggi dapat mengakibatkan terlalu tingginya tegangan dan motor akan terbakar. kVAR motor hanya dapat ditentukan oleh pengujian  motor tanpa beban. Alternatifnya adalah menggunakan faktor daya motor standar untuk menentukan ukuran kapasitor. 

2.6.7   Meningkatkan perawatan 
Hampir semua inti motor dibuat dari baja silikon atau baja gulung dingin yang dihilangkan karbonnya, sifat-sifat listriknya  tidak berubah dengan usia. Walau begitu, perawatan yang buruk dapat memperburuk efisiensi motor karena umur motor dan operasi yang tidak handal. Sebagai contoh, pelumasan yang tidak benar dapat menyebabkan meningkatnya gesekan pada motor dan penggerak transmisi peralatan. Kehilangan resistansi pada motor, yang meningkat dengan kenaikan suhu.
Kondisi ambien dapat juga memiliki pengaruh yang merusak pada kinerja motor. Sebagai contoh, suhu ekstrim, kadar debu yang tinggi, atmosfir yang korosif, dan kelembaban dapat merusak sifat-sifat bahan isolasi; tekanan  mekanis karena siklus pembebanan dapat mengakibatkan kesalahan penggabungan. 



2.6.8    KONTAKTOR MAGNET
            Kontaktor Magnet adalah motor-motor listrik yang mempunyai daya besar harus dapat dioperasikan dengan momen kontak yang cepat agar tidak menimbulkan loncatan bunga api pada alat penghubungnya. Selain itu, dalam pengoperasian yang dapat dilengkapi dengan beberapa alat otomatis dan alat penghubung yang paling mudah adalah dengan menggunakan sakelar magnet yang biasa dikenal dengan kontaktor magnet. Kontaktor magnet yaitu suatu alat penghubung listrik yang bekerja atas dasar magnet yang dapat menghubungkan antara sumber arus dengan muatan. Bila inti koil pada kontaktor diberikan arus, maka koil akan menjadi magnet dan menarik kontak sehingga kontaknya menjadi terhubung dan dapat mengalirkan arus listrik.
            Kontaktor magnet atau saklar magnet merupakan saklar yang bekerja berdasarkan prinsip kemagnetan. Artinya sakelar ini bekerja jika ada gaya kemagnetan pada penarik kontaknya. Magnet berfungsi sebagai penarik dan dan sebagai pelepas kontak-kontaknya dengan bantuan pegas pendorong. Sebuah kontaktor harus mampu mengalirkan dan memutuskan arus dalam keadaan kerja normal. Arus kerja normal ialah arus yang mengalir selama pemutusan tidak terjadi. Sebuah kontaktor dapat memiliki koil yang bekerja pada tengangan DC atau AC. Pada tengangan AC, tegangan minimal adalah 85% tegangan kerja, apabila kurang maka kontaktor akan bergetar.
            Ukuran dari kontaktor ditentukan oleh batas kemampuan arusnya. Biasanya pada kontaktor terdapat beberapa kontak, yaitu kontak normal membuka (Normally Open = NO) dan kontak normal menutup (Normally Close = NC). Kontak NO berarti saat kontaktor magnet belum bekerja kedudukannya membuka dan bila kontaktor bekerja kontak itu menutup/menghubung. Sedangkan kontak NC berarti saat kontaktor belum bekerja kedudukan kontaknya menutup dan bila kontaktor bekerja kontak itu membuka. Jadi fungsi kerja kontak NO dan NC berlawanan.

Kontak NO dan NC bekerja membuka sesaat lebih cepat sebelum kontak NO menutup.

Pada gambar diatas, kontak 3 dan 4 adalah NC sedangkan kontak 1 dan 2 adalah NO. Apabila tidak ada arus maka kontak akan tetap diam. Tetapi apabila arus dialirkan dengan menutup switch maka kontak 3 dan 4 akan menjai NO sedangkan kontak 1 dan 2 menjadi NC.
Fungsi dari kontak-kontak dibuat untuk kontak utama dan kontak bantu. Kontak utama tendiri dari kontak NO dan kontak bantu terdiri dan kontak NO dan NC. Konstruksi dari kontak utama berbeda dengan kontak bantu, yang kontak utamanya mempunyai luas permukaan yang luas dan tebal. Kontak bantu luas permukaannya kecil dan tipis.

Kotaktor pada umumnya memiliki kontak utama untuk aliran 3 fasa. Dan juga memiliki beberapa kontak bantu untuk berbagai keperluan. Kontak utama digunakan untuk mengalirkan arus utama, yaitu arus yang diperlukan untuk beban, misalnya motor listrik, pesawat pemanas dan sebagainya. Sedangkan kontak bantu digunakan untuk mengalirkan arus bantu yaitu arus yang diperlukan untuk kumparan magnet, alat bantu rangkaian, lampu ­lampu indikator, dan lain-lain. Notasi dan penomoran kontak-kontak kontaktor sebagai berikut:









Kontaktor magnet lebih banyak digunakan di bidang industri dan laboratonium. Hal ini karena kontaktor mudah dikendalikan dari jarak jauh. Selain itu, dengan perlengkapan elektronik dapat mengamankan rangkaian listrik.
Keuntungan menggunakan kontaktor adalah :
1.                   Pelayanannya mudah
2.                   Momen kontak cepat
Sedangkan Kerugiannya adalah :
1.                   Mahal harganya,
2.                   Perawatannya cukup sukar,
Tidak seperti sakelar mekanis, dalam merakit dan menggunaan kontaktor harus dipahami rangkaian pengendali (control) dan rangkaian utama. Rangkaian pengendali ialah rangkaian yang hanya menggambarkan bekerjanya kontaktor dengan kontak-kontak bantunya. Sedangkan rangkaian utama ialah rangkaian yang khusus memberikan hubungan beban dengan sumber tegangan (jaIa-jala) 1 fasa atau 3 fasa. Bila kedua rangkaian itu dipadu akan menjadi rangkaian pengawatan (circuit diagram).















KONTAKTOR
2.6.9 Pengertian Kontaktor
Kontaktor juga disebut saklar elektromagnetik, yaitu : “ Saklar yang system operasinya dengan cara kerja sistem elektromagnetik dan merupakan suatu alat yang aman untuk penyambungan dan pemutusan secara terus menerus / kontinyu “.

2.7.0 Bagian – bagian Kontaktor
Kontak Normal Open ( NO )
ARUS
Kontak Normal Close ( NC )
Inti Gerak
Belitan Magnit
Belitan Bantu (Menghilangkan getaran inti gerak )
Inti Tetap HAND BOOK http://www.totoktpfl.wordpress.com

3. Fungsi Kontaktor
            Kontaktor digunakan untuk mengerjakan atau mengoperasikan dengan seperangkat alat control beban, seperti :
a) Penerangan
b) Pemanas
c) Pengontrolan Motor – motor Listrik
d) Pengaman Motor – motor Listrik

Pada pengaman motor – motor listrik beban lebih dilakukan secara terpisah. Kontaktor akan bekerja dengan normal bila diberikan tegangan 85 % sampai 110 % dari tegangan permukaannya. Sedangkan bila lebih kecil dari 85 % kontaktor akan bergetar atau bunyi. Jika lebih besar dari 110 % kontaktor akan panas dan terbakar. Kontaktor mempunyai kontak – kontak UTAMA dan kontak – kontak BANTU yang terdiri dari :
A) NORMALLY OPEN ( NO )
B) NORMALLY CLOSE ( NC )
HAND BOOK http://www.totoktpfl.wordpress.com

2.7.2 Simbol Bagian Kontaktor
A1 = Koil elektromagnetik dengan A1 dan A2 sebagai penghantar keluaran dari koil elektromagnetik.
A2 = Kontak pada kondisi NORMALLY OPEN ( NO ). = Kontak pada kondisi NORMALLY CLOSE ( NC ).
A.           Kontak ON DELAY pada kondisi NORMALLY OPEN ( NO ).
B.            Kontak OFF DELAY pada kondisi NORMALLY CLOSE (NC ).





Relay timer atau relay penunda batas waktu banyak digunakan dalam instalasi motor listrik terutama instalasi yang membutuhkan pengaturan waktu secara otomatis. Peralatan kontrol ini dapat dikombinasikan dengan peralatan kontrol lain, contohnya dengan MC (Magnetic Contactor), Thermal Over Load Relay, dan lain-lain.

Fungsi dari peralatan kontrol ini adalah sebagai pengatur waktu bagi peralatan yang dikendalikannya. Timer ini dimaksudkan untuk mangatur waktu hidup atau mati dari kontaktor atau untuk merubah sistem bintang ke segitiga dalam delay waktu tertentu.
Timer dapat dibedakan dari cara kerjanya yaitu timer yang bekerja menggunakan induksi Magnet dan menggunakan rangkaian elektronik. Timer yang bekerja dengan prinsip induksi motor listrik akan bekerja bila motor listrik mendapat tegangan AC sehingga memutar gigi mekanis dan menarik serta menutup kontak secara mekanis dalam jangka waktu tertentu.
Sedangkan relay yang menggunakan prinsip elektronik, terdiri dari rangkaian R dan C yang dihubungkan seri atau paralel. Bila tegangan sinyal telah mengisi penuh kapasitor, maka relay akan terhubung. Lamanya waktu tunda diatur berdasarkan besarnya pengisisan kapasitor.
Bagian input timer biasanya dinyatakan sebagai kumparan dan bagian outputnya sebagai kontak NO atau NC.



Pada umumnya timer memiliki 8 buah kaki yang 2 diantaranya merupakan kaki koil sebagai contoh pada gambar yaitu kaki 2 dan 7, sedangkan kaki yang lain akan berpasangan NO dan NC, kaki 1 akan NC dengan kaki 4 dan NO dengan kaki 3. Sedangkan kaki 8 akan NC dengan kaki 5 dan NO dengan kaki 6. Kaki kaki tersebut akan berbeda tergantung dari jenis relay timernya.
Dalam instalasi motor listrik, dibutuhkan pengaman terhadap beban lebih dengan tujuan untuk menjaga dan melindungi motor listrik dari kerusakan yang fatal akibat gangguan beban lebih. Thermal Overload Relay (TOR) adalah salah satu pengaman motor listrik dari arus yang berlebihan. Bila Arus yang melewati motor listrik terlalu besar maka akan merusak beban, oleh sebab itu TOR akan memutuskan rangkaian apabila ada arus listrik yang melebihi batas beban. Relay ini dihubungkan dengan kontaktor pada kontak utama 2, 4, 6 sebelum ke beban (motor listrik). Gunanya untuk mengamankan motor listrik atau memberi perlindungan kepada motor listrik dari kerusakan akibat beban lebih. Beberapa penyebab terjadinya beban lebih antara lain:
1)   Terlalu besarnya beban mekanik dari motor listrik
2)   Arus start yang tertalu besar atau motor listrik berhenti secara mendadak
3)   Terjadinya hubung singkat
4)   Terbukanya salah satu fasa dari motor listrik 3 fasa.
Arus yang terlalu besar yang timbul pada beban motor listrik akan mengalir pada belitan motor listrik yang dapat menyebabkan kerusakan dan terbakarnya belitan motor listrik. Untuk menghindari hal itu dipasang termal beban lebih pada alat pengontrol. Prinsip kerja termal beban lebih berdasarkan panas (temperatur) yang ditimbulkan oleh arus yang mengalir melalui elemen-elemen pemanas bimetal. Dan sifatnya pelengkungan bimetal akibat panas yang ditimbulkan, bimetal akan menggerakkan kontak-kontak mekanis pemutus rangkaian listrik (Kontak 95-96 membuka)




TOR bekerja berdasarkan prinsip pemuaian dan benda bimetal. Apabila benda terkena arus yang tinggi, maka benda akan memuai sehingga akan melengkung dan memutuskan arus.


Keadaan 1 : Bimetal  dingin sehingga  bimetal tidak membengkok.
Keadaan 2 : Bimetal melenting ketika panas Arus yang berlebihan akan menimbulkan panas, sehingga dapat membengkokkan benda bimetal.

Diagram Kontaktor




DOL merupakan metode pengaturan yang paling dasar sekali dalam dunia kendali-mengendalikan motor.
Ada dua rangkaian listrik yang membentuk dari rangkaian DOL ini:
1.                                 Rangkaian daya yaitu rangkaian yang merupakan jalur tegangan utama motor bisa 220V, 380V, 660V, bahkan 6.6 kV, dan sebagainya. Aliran arus ke motor ditentukan oleh kondisi anak kontak dari kontaktor utama.
2.                                 Rangkaian kontrol yaitu rangkaian yang digunakan untuk memutus atau menyambung aliran arus ke motor melalui anak kontak kontaktor utama. Kontaktor utama harus energize atau mendapatkan tegangan suplai agar anak kontaknya berubah kondisi. Hal ini dicapai dengan menekan tombol START atau tertutupnya anak kontak NO dari relai kontrol jarak jauh di rangkaian kontrol. Tegangan yang dipakai biasanya 110VAC.
Yang termasuk diagram daya antara lain :
a)       Pengaman arus beban : sekering / MCB.
b)       Kontak-kontak utama kontaktor magnit.
c)       Kontak-kontak pengaman arus lebih (THOR).
d)       Terminal-terminal transformator.
e)       Terminal-terminal resistor.
f)       Terminal-terminal induktor.
g)       Terminal-terminal kapasitor kompensasi.
h)       Terminal-terminal belitan motor / beban lainnya.         
Diagram kontrol antara lain :
a)       Pengaman arus kontaktor magnit : sekering / MCB (kecil).
b)       Tombol tekan stop.
c)       Tombol tekan start : tombol kunci start, dll.
d)       Koil konduktor magnit.
e)       Kontak-kontak bantu kontaktor magnit NO, NC.
f)       Kontak-kontak bantu timer NO, NC.
g)       Kontak-kontak bantu TOR.
h)       Lampu tanda.
CONTOH RANGKAIAN DOL PENGENDALI MOTOR

1. Rangkaian DOL Pengendali Motor Langsung


2.7.6    Komponen Peralatan Penunjang Rangkaian Dol

2.7.7   Pengaman (Circuit Breaker)
Pengaman listrik harus selalu dipasang pada setiap panel dengan urutan pemasangan sebagai berikut: NFB dan MCB. Ketentuan yang besarnya arus pengaman tidak boleh melebihi arus nominal kabel yang dipasang pada rangkaian pengendali atau rangkaian pengawatan



2.7.8   Kontak Magnet (kontaktor)
Kontaktormagnit adalah saklar yang bekerja berdasarkan elektromagnetis digunakan untuk membuka dan menyambung rangkaian listrik (load).  Kontaktormagnit bekerja untuk merubah kontak-kontak Normally Open (NO) dan Normally Close (NC).Pada kontaktormagnit terdapat dua kontak yaitu: Kontak Utama dan kontak bantu.










2.7.9   Push Button
Push botton disebut juga saklar tekan atau tombol tekan. Bekerja pada saat tombol ditekan akan merubah kontak NO menjadi NC dan NC menjadi NO.








2.8.0   Time Delay
Time Delay adalah saklar penunda waktu yang digunakan sebagai alat bantu sistim pengendali. Terminal Source terdapat pada nomor 2-7, Kontak NO pada terminal 1-3 dan 6-8 dan kontak NC terdapat pada terminal 1-4 dan 5-8.







2.8.1  Thermal Overload Relay (THOR)
Thermal Over Load Relay adalah peralatan kontrol listrik yang berfungsi untuk memutuskan jaringan listrik jika terjadi beban lebih. Jaringan listrik akan putus bila arus yang melewati lebih besar dari setting arus Thermal Over Load dengan melalui proses panas yang terdapat pada relay. Pada saat mereset kembali memerlukan waktu untuk mengaktifkan kembali karena perlu proses pendinginan temperature terlebih dahulu.






2.8.2    Rangkaian Starting Motor Star-Delta

Untuk mengurangi besarnya arus start motor yang mendekati 7x arus nominal maka dapat dengan menggunakan metode start Star-Delta. Dengan metode ini motor awalnya diset pada asutan Star, setelah motor mencapai kecepatan 80% kecepatan maksimal, sambungan diubah ke sambungan Delta. Dengan cara ini maka torsi dapat dipertahankan sedangkan lonjakan arus start dapat ditekan. Berikut adalah gambar pengawatan dari Rangkaian Kontrol, Rangkaian Power Star-Delta


Gb. Rangkaian Kendali


Gb. Rangkaian Power Star-Delta




2.8.3   Prinsip Kerja Rangkaian
            Fungsi dari rangkaian Star-Delta sendiri adalah untuk mengurangi arus start yaitu saat pertama kali motor di hidupkan Star delta adalah sebuah sistem starting motor yang  paling banyak dipergunakan untuk starting motor listrik. Dengan menggunakan star delta starter lonjakan arus listrik  yang terlalu tinggi bisa dihindarkan. cara kerjanya adalah  saat start awal motor tidak dikenakan tegangan penuh hanya 0.58  dengan cara dihubung bintang/ star. Setelah motor berputar dan arus sudah mulai turun dengan menggunakan timer arus dipindahkan menjadi segitiga/ delta sehingga tegangan dan arus yang mengalir ke motor penuh.





BAB III
PENUTUP

  3.1 SIMPULAN
            Demikian Laporan ini kami susun sebagai bukti kami telah melakukan praktek kerja industri, semoga ilmu yang telah di berikan oleh para pembimbing dapat bermanfaat dan kami mengucapkan banyak terimakasih kepada bapak/ibu guru ,staff dan para pembimbing  yang telah meluangkan waktunya untuk membimbing kami semoga amal perbuatan di balas oleh Allah S.W.T, kami mohon maaf yang sebesar-besarnya apabila ada tingkah laku dan ucapan yang kurang berkenan di hati para pembimbing

3.2 SARAN
3.2.1        Untuk Sekolah
A.  Diharapkan sekolah bisa melaksanakan Prakerin pada waktu siswa di kelas XI agar tidak mengurangi waktu belajar pada saat kelas XII dikarenakan akan menghadapi ujian nasional.
3.2.2        Untuk Perusahaan
A.       Diharapkan khususnya team Prefentif lebih memperhatikan K3.
B.       Meningkatkan kedisiplinan dalam pekerjaan maupun dalam kedisiplinan waktu.
C.       Diharapkan untuk petugas pelayanan teknik agar lebih ramah kepada pelanggan.





                                   
                                                DAFTAR PUSTAKA

Automated Buildings. www.automatedbuildings.com
Bureau of Energy Efficiency (BEE), Ministry of Power, India. Components of an Electric
Motor. 2005.
www.energymanagertraining.com/ Bureau of Energy Efficiency, Ministry of Power, India. Energy Efficiency in Electrical
Utilities. Book 3. 2004
Bureau of Indian Standards. Indian Standard Code for Motors – IS1231. 
C.R. Nave, Department of Physics and Astronomy, Georgia State University. How does an
electric motor work? In: Hyperphysics, Electricity and Magnetism. 2005
http://hyperphysics.phy-astr.gsu.edu/hbase/hframe.html
DirectIndustry. Virtual Industry Exhibition. 2005. www.directindustry.com
Electricians Toolbox Etc (E.T.E.). Motor Characteristics. 1997. www.elec-
toolbox.com/motorchar.htm
Integrated Publishing. Synchronised Motors, In: Neets, Module 01, Introduction to Matter,
Energy, and Direct Current, Chapter 4, Alternating Current Motors. 2003
www.tpub.com/content/neets/14177/css/14177_92.htm
L.M. Photonics Ltd. DC Motor Control. 2002. www.lmphotonics.com/vsd/vsd_02.htm
myElectrical. DC Machine Construction. 2005.
www.myelectrical.com
http://www.totoktpfl.wordpress.com